Selasa 21 Oct 2025 14:34 WIB

Perpres Tata Kelola MBG, SPPG Dilarang Masak Mulai Pukul 00.00

Masih banyak temuan dapur-dapur yang ruang pemorsiannya belum memiliki pendingin.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menyatakan, Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan keluar dalam waktu dekat. Perpres tersebut mengatur larangan dapur memasak makanan sebelum pukul 00.00.

"Misalnya, salah satu contoh tata kelola yang kecil saja, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) enggak boleh lagi memasak di bawah pukul 12 malam, masaknya harus pukul 2 pagi," kata Nanik ditemui usai acara Town Hall Meeting satu tahun Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga

Nanik menegaskan, SPPG juga wajib memasak sesuai urutan atau batch pembagian penerima manfaat di sekolah mulai dari PAUD hingga SMA. "Misalnya dikirim pagi untuk anak-anak TK, itu masak sendiri, kalau dikirim untuk anak-anak SD yang agak siang, nanti dimasak sendiri, itu contoh yang masuk dalam Perpres Tata Kelola MBG," ujarnya.

Dalam memperbaiki tata kelola, BGN telah menindak tegas mitra yang tidak menjalankan SOP yang berlaku. "Kemudian kepada para mitra juga kita tegas, kita katakan kalau terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti sekarang atau kemarin-kemarin, ya kan kita tindak, kita tutup dapurnya untuk jangka waktu yang sampai selesai kami melakukan evaluasi, barusan berdasarkan data kami, sudah ada 112 SPPG yang ditutup," ucap Nanik.

Selain itu, berdasarkan hasil investigasi tim BGN, masih banyak temuan dapur-dapur yang ruang pemorsiannya belum memiliki pendingin ruangan, yang berpotensi membuat makanan cepat basi. Sehingga, Nanik mengingatkan kepada SPPG-SPPG agar memperbaiki hal tersebut.

Nanik menambahkan, setiap dapur sudah harus melakukan epoksi atau melapisi permukaan lantai agar lebih kuat, tahan air, dan mudah dibersihkan. Selain itu, tidak licin akibat tumpahan minyak.

"Kemudian lantai harus diepoksi, kenapa harus diepoksi? Supaya kuman-kuman dari bawah ini tidak naik. Kemudian, tempat pencucian ompreng harus terpisah dengan pencucian sayur dan sebagainya, itu sekarang yang kita tegakkan," tutur Naniek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement