Jumat 17 Oct 2025 20:28 WIB

Dinkes Ngawi Ungkap Dua Menu Ini Diduga Jadi Penyebab Keracunan MBG Siswa SMKN 1

Dinkes Ngawi telah mengirimkan surat resmi kepada pihak pengelola SPPG.

Peserta aksi yang tergabung dari Suara Ibu Indonesia menggelar aksi Tolak MBG di depan Gedung Badan Gizi Nasional (BGN), Jakarta, Rabu (15/10/2025). Dalam aksinya mereka menyuarakan penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah setelah banyak kasus korban keracunan di berbagai daerah. Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengevaluasi secara menyeluruh program tersebut. Diantaranya penyaluran MBG dilakukan secara bertahap dan dimulai dari keluarga pra-sejahtera agar tepat sasaran, prioritas penyaluran MBG kepada keluarga di desa dan perkotaan yang rentan krisis pangan dan gizi hingga transparansi program yang melibatkan masyarakat sipil sebagai pengawas independen untuk meminimalisir praktik KKN dalam program tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Peserta aksi yang tergabung dari Suara Ibu Indonesia menggelar aksi Tolak MBG di depan Gedung Badan Gizi Nasional (BGN), Jakarta, Rabu (15/10/2025). Dalam aksinya mereka menyuarakan penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah setelah banyak kasus korban keracunan di berbagai daerah. Mereka menuntut pemerintah untuk segera mengevaluasi secara menyeluruh program tersebut. Diantaranya penyaluran MBG dilakukan secara bertahap dan dimulai dari keluarga pra-sejahtera agar tepat sasaran, prioritas penyaluran MBG kepada keluarga di desa dan perkotaan yang rentan krisis pangan dan gizi hingga transparansi program yang melibatkan masyarakat sipil sebagai pengawas independen untuk meminimalisir praktik KKN dalam program tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi menyebut bahwa menu ayam lada hitam dan sayur brokoli yang terpapar bakteri berbahaya diduga menjadi penyebab keracunan siswa dalam paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, Jatim. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Kesehatan, dan Farmasi (SDMKF) Dinkes Ngawi Dhina Handayani di Ngawi, Jumat (17/10/2025) mengatakan dari sejumlah sampel makanan, air, dan muntahan yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, menunjukkan adanya dua jenis bakteri berbahaya pada makanan yang dikonsumsi siswa.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui dua sampel makanan, yakni menu ayam lada hitam positif mengandung bakteri Bacillus cereus, serta sayur brokoli mengandung Staphylococcus aureus," ujar Dhina Handayani.

Baca Juga

Menurut dia, dua menu tersebut merupakan bagian dari sajian MBG pada Selasa (30/09/2025), sehari sebelum 54 siswa SMKN 1 Sine dan SMP Muhammadiyah Ngawi 4 mengalami gejala keracunan seperti pusing, muntah, diare, dan sesak.

Selain makanan, Dinkes juga meneliti sampel air dari depo pengolahan makanan SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan yang menjadi penyedia pengelola MBG. Hasilnya, meski tidak ditemukan bakteri, kualitas air dinyatakan belum memenuhi standar kesehatan.

"Bakteri yang ditemukan di makanan ternyata juga terdeteksi pada sampel muntahan siswa, sehingga memperkuat dugaan bahwa sumber keracunan berasal dari menu MBG tersebut," katanya.

Dhina menjelaskan faktor utama penyebab munculnya bakteri diduga berasal dari proses pengolahan makanan yang kurang higienis dan kualitas air yang tidak memenuhi standar. Ia menegaskan perlunya pembenahan serius agar kejadian serupa tidak terulang.

Menindaklanjuti hasil tersebut, Dinkes Ngawi telah mengirimkan surat resmi kepada pihak pengelola SPPG untuk segera melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi makanan.

"Kami masih menunggu hasil lanjutan terkait keberlangsungan SPPG. Yang jelas, aspek kebersihan dan keamanan pangan harus menjadi perhatian utama ke depan," kata dia.

Sementara, setelah kejadian keracunan siswa dari menu MBG tersebut, SPPG Yayasan Cahaya Jendela Kebaikan di Jagir Sine Ngawi ditutup hingga pembenahan standar lebih lanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement