Rabu 01 Oct 2025 22:44 WIB

Armada Sumud Tiba di Zona Merah, Begini Bahayanya

Zona Merah merupakan area penyerangan IDF terhadap armada sebelumnya.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Bendera Palestina dipasang di tiang kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bendera Palestina dipasang di tiang kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza di Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia, Selasa (16/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA — Armada kemanusian Global Sumud Flotilla terpantau sudah memasuki zona merah dalam misi pelayaran menembus blokade Gaza. Dari pemantauan pelayaran kemanusiaan Magic Mapim Global Sumud Flotilla Rabu (1/10/2025) petang, kapal-kapal kemanusian yang membawa logistik dan obat-obatan untuk masyarakat di Gaza itu sudah berada di posisi R3 yang merupakan titik pertama zona merah sekitar 100 nautical miles (Nm) dari bibir pantai Gaza.

Titik R3, wilayah perairan berbahaya yang ditetapkan oleh Steering Committee Global Sumud Flotilla dalam misi pelayaran kemanusian menembus Gaza kali ini. Penetapan titik berbahaya tersebut mengacu pada pengalaman misi kemanusian serupa yang dilakukan Freedom Flotilla saat memberangkatkan Kapal Madleen pada Juni 2025 lalu. 

Baca Juga

Di area 100 Nm dari bibir pantai Gaza itu Kapal Madleen ketika itu diserang dan dibajak oleh Shayatet-13 tentara khusus angkatan laut (AL) IDF. Di dalam Kapal Madleen itu turut serta aktivis asal Swedia Greta Thunberg. 

Di areal R3 itu pula, Kapal Handala yang juga turut berlayar untuk misi kemanusian ke Gaza pada Juli 2025 lalu diserbu pasukan Israel. Kapal Madleen, pun Kapal Handala dibawa paksa tentara penjajahan Israel ke Pelabuhan Ashdod di tanah pendudukan Palestina. Sebanyak 21 relawan dan aktivis kemanusian, termasuk diantaranya komedian Hollywood Jacob Berger, serta mantan staf khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Chloe Fiona Ludden ditangkap lalu dipenjarakan.

Walaupun para aktivis dan relawan tersebut belakangan dibebaskan lantaran desakan internasional terhadap Zionis Israel. Israel hingga kini tak pernah mengaku bersalah dengan penyerangan serta pembajakan kapal-kapal kemanusian tersebut. Padahal, kapal-kapal kemanusian itu berlayar di perairan internasional, yang bukan wilayah teritorial penjajah Zionis Israel. Penyerangan itu mengacu hukum internasional, merupakan jenis tindak kejahatan perang pihak-pihak yang melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal sipil kemanusian.

Penampakan kapal Angkatan Laut IDF saat mendekati kapal-kapal Armada Global Sumud di perairan menuju Gaza, Rabu (1/10/2025).

Setelah R3, kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang membawa ratusan aktivis serta relawan dari 45 negara itu, akan memasuki kawasan R2 zona merah. Di titik R2 itu pelayaran ke bibir pantai Gaza lebih berbahaya lagi. 

Titik R2 di kisaran 66 Nm dari bibir pantai Gaza. Di areal tersebut, menjadi perairan terjadinya insiden penyerangan paling brutal tentara penjajahan Zionis Israel terhadap armada-armada kemanusian. Di titik R2 tersebut, pada 2010 Kapal Kemanusian Mavi Marmara yang berlayar dari Turki diserang tentara laut Zionis Israel yang berujung pada syahidnya sembilan relawan, aktivis, maupun wartawan.

Dan jika tanpa hambatan, lepas dari titik R3 dan R2, masih ada spot paling berbahaya lanjutan yang menanti Global Sumud Flotilla di R1. Yaitu di jarak sekitar 33,4 Nm dari bibir pantai Gaza. Dari titik R1 ini, sampai ke daratan Gaza cuma sekitar 12 jam pelayaran. Namun di titik R1 inilah batas paling maksimal kapal-kapal kemanusian menembus Gaza pernah berlayar. 

Kondisi di Kapal Alma anggota Armada Global Sumud saat menghadapi kepungan Israel di perairan menuju Gaza, Rabu (1/10/2025).

Titik ini pernah dicapai misi pelayaran kemanusian Kapal MV Rachel Corrie pada 2010. Akan tetapi pelayaran ketika itu, pun berujung pada penyerangan dan penyanderaan oleh tentara laut Zionis Israel.

Pada Rabu (1/10/2025) pagi, sebelum armada kemanusian Global Sumud Flotilla belum memasuki zona merah, dan masih berada di zona kuning-waspada, kapal perang Zionis Israel sudah melakukan intimidasi dan upaya penyerangan. Kapal perang Zionis Israel itu memasuki perairan internasional dan membajak saluran seluruh telekomunikasi 45 kapal-kapal kemanusian. Mereka lalu menghampiri dan mengepung armada terdepan Kapal Alma berbendera Inggris, dan Kapal Sirius berbendera Spanyol. 

Penyerangan terhadap kapal-kapal kemanusian Global Sumud Flotilla itu, bukan kali pertama. Pada Rabu (24/9/2025) pekan lalu, ketika armada-armada kemanusian Global Sumud Flotilla masih berada di perairan internasional antara Italia-Yunani, Zionis Israel pun melancarkan serangan menggunakan drone. Sebanyak 15 pesawat nirawak menjatuhkan bahan-bahan peledak ke sembilan kapal Global Sumud Flotilla. Dari kejadian tersebut memunculkan 11 kali ledakan dan sempat merusak beberapa bagian di dalam sembilan kapal Global Sumud Flotilla. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement