Jumat 19 Sep 2025 18:15 WIB

Kasus Keracunan Massal MBG di DIY, Ini Dugaan Penyebabnya Menurut Sri Sultan

Kasus keracunan massal di DIY, di antaranya terjadi di Kabupaten Sleman.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Foto: Wulan Intandari
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menduga munculnya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah itu karena katering terpaksa memasak sejak dini hari akibat jumlah pesanan melebihi kapasitas. Kasus keracunan massal di DIY, di antaranya terjadi di Kabupaten Sleman pada 13 Agustus 2025

"Mungkin masaknya jam setengah dua pagi. Kalau sayur (dimasak) jam setengah dua pagi, baru dimakan jam delapan atau jam 10 ya mesti layu (basi)," ujar Gubernur DIY di Yogyakarta, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga

Menurut dia, masalah itu terjadi ketika beban katering meningkat dua kali lipat, misalnya dari biasanya 50 porsi menjadi 100 porsi, sementara jumlah SDM atau tenaga memasak tidak ditambah. Kondisi tersebut membuat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia jasa harus menyiapkan masakan jauh lebih awal demi mengejar waktu.

"Biarpun (MBG) masih percobaan tapi dibebani jadi 100 porsi. Berarti kan dua kali lipat. Berarti apa? Mungkin masaknya jam setengah dua pagi," ucap Raja Keraton Yogyakarta itu.

Demi mencegah kasus berulang, ia menilai tenaga memasak harus ditambah agar makanan tidak disiapkan terlalu dini.

"Gimana menghindari seperti itu, tukang masaknya aja diperbanyak. Jadi tidak masak jam dua atau jam tiga pagi, lalu dimakan di jam delapan atau jam 10 ya mesti keracunan," ujar dia.

photo
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) RI Dadan Hindayana (baju putih, tengah) saat melihat-lihat proses pembuatan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Muhammadiyah Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (15/7/2025). - (Republika/Fernan Rahadi)
 
 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement