REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mendukung proyek percontohan penempatan pekerja migran terampil, berupa 100 perawat, oleh Binawan Grup ke Jerundong Park Medical Centre (JPMC) di Brunei Darussalam. Diharapkan kerja sama ini dapat segera terjalin, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Penempatan Non Pemerintah Pada Pemberi Kerja Berbadan Hukum, Nurhayati, pada Selasa (16/9) di Jakarta.
Menurut Nurhayati, Brunei Darussalam dipilih karena jaraknya yang relatif dekat dengan Indonesia, serta kesamaan budaya dan bahasa yang memudahkan adaptasi. Sistem perlindungan pekerja migran di Brunei juga dianggap cukup baik.
Menindaklanjuti rencana ini, Mohammad Salehin Haji Basir, Chief People Officer JPMC, dan timnya mengunjungi Binawan Training Centre di Jakarta. Salehin menyatakan harapannya agar kesepakatan ini dapat terealisasi, sehingga JPMC dapat terus mendapatkan perawat berbakat dengan kompetensi standar Brunei.
Direktur Operasional Binawan Grup, Danu Samsi Purnomosidhi, menjelaskan bahwa inisiatif kerja sama ini berawal dari informasi Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) Indonesia di Brunei yang menyebutkan adanya banyak peluang kerja bagi perawat di negara tersebut. Binawan dipilih sebagai mitra karena telah lama berfokus pada penempatan perawat terampil ke luar negeri.
Kunjungan ini merupakan lanjutan dari pertemuan antara JPMC, Pejabat Senior Kementerian Kesehatan Brunei, dan Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, di Bandar Seri Begawan pada akhir Agustus. Christina menyatakan kesiapan untuk mempercepat mekanisme perekrutan tenaga kesehatan guna mengatasi kendala dalam penempatan pekerja migran di Brunei.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.