Rabu 10 Sep 2025 15:46 WIB

Seminar Kemerdekaan Digital UBSI Kampus Yogyakarta: Sinergi Kreativitas, Budaya, dan Teknologi

Era digital memerlukan kolaborasi lintas sektor antara pendidikan dan industri.

Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Kemerdekaan Digital bertema Harmonizing Creativity and Innovation Based on Heritage.
Foto: UBSI
Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Kemerdekaan Digital bertema Harmonizing Creativity and Innovation Based on Heritage.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Kemerdekaan Digital bertema Harmonizing Creativity and Innovation Based on Heritage. Acara ini berlangsung di Dagadu Yogyatorium, Jl. Gedongkuning, Rejowinangun, Yogyakarta, Kamis (4/9/2025).

Acara dibuka dengan welcome speech dari Bryan Givan selaku Co-Founder DICO. Ia menyoroti bagaimana kecerdasan buatan (AI) mengubah lanskap kreativitas sekaligus memperkenalkan program CERMAI (Cerdas dan Mahir bersama AI) yang dirancang untuk membekali guru dan pelajar dengan keterampilan digital.

“Pendekatan etis dan empati menjadi kunci dalam pemanfaatan AI, karena teknologi hanya akan bermanfaat jika digunakan untuk mendukung manusia dan memperluas kesempatan,” ujar Bryan dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).

Sambutan berikutnya dari Naba Ajinotoseputro, perwakilan Yayasan Bina Sarana Informatika. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pendidikan, industri kreatif, dan pariwisata.

Menurutnya, UBSI telah menjalin kerja sama dengan Dagadu, HeHa Group, dan DICO dalam mendukung program magang serta kunjungan industri. Naba juga mengingatkan bahwa AI memiliki dua sisi: bermanfaat, namun berisiko jika tidak digunakan secara bijak.

Dalam sesi apresiasi, SMA Negeri 1 Samigaluh Kulon Progo mendapat penghargaan atas kontribusinya mengirimkan siswa terbanyak ke UBSI kampus Yogyakarta. Perwakilan guru, Sholihatun Badriyah, menyampaikan beasiswa menjadi solusi efektif untuk siswa di wilayah pegunungan dengan kondisi ekonomi terbatas.

“Beasiswa ini benar-benar membantu siswa kami agar tetap dapat melanjutkan pendidikan tinggi,” ujarnya.

Pada sesi narasumber, Mia Argianti selaku Direktur Dagadu Djokdja membagikan perjalanan 30 tahun Dagadu dalam menjaga identitas budaya melalui desain produk. Ia mencontohkan penerapan motif kapal Pinisi di Makassar yang mampu memperkuat budaya lokal sekaligus relevan secara komersial.

Selanjutnya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UBSI Ani Wijayanti memaparkan capaian kampus sejak berdiri pada 2018 hingga berhasil meraih akreditasi Unggul pada 2025.

“UBSI berkomitmen menghadirkan pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau, serta mendorong inovasi produk berbasis budaya agar tetap otentik namun sesuai kebutuhan zaman,” ungkap Ani.

Narasumber terakhir, Head of Creative Marketing & Innovation HeHa Group Nurwulan Isnielma menegaskan pentingnya kreativitas dalam pariwisata modern. Ia menyebut budaya otentik perlu dikemas secara menarik agar lebih diterima generasi muda.

Sebagai penutup, dilakukan penandatanganan MoU antara UBSI, Dagadu, dan HeHa sebagai bentuk komitmen bersama membangun kolaborasi strategis antara pendidikan tinggi dan industri kreatif di Yogyakarta. UBSI sendiri dikenal luas sebagai Kampus Digital Kreatif yang terus mendorong sinergi pendidikan dengan dunia industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement