Selasa 09 Sep 2025 06:48 WIB

BREAKING NEWS: Kapal Armada Sumud Terbakar Diserang Drone di Tunisia

Ini serangan fisik perdana terhadap armada yang bakal mendobrak blokade Gaza tersebut

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Kapal yang membawa relawan dan aktivis dari Global Sumud Flotilla tiba di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Ahad (6/9/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kapal yang membawa relawan dan aktivis dari Global Sumud Flotilla tiba di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Ahad (6/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Salah satu kapal utama Armada Sumud Global yang tengah bersandar di pelabuhan Sidi Bou Said di Tunis diserang drone pada Selasa dini hari waktu setempat. Ini serangan pertama terhadap armada yang bakal bertolak ke Gaza tersebut. 

“Situasi terbaru di pelabuhan Tunis. Satu kapal delegasi dikabarkan ditembak dan terbakar,” lapor jurnalis Republika Bambang Noroyono dari Tunis. Ia mengatakan lokasi pelabuhan langsung disterilkan dan aparat keamanan menutup akses ke pelabuhan.

Baca Juga

Kabar tersebut juga disampaikan aktivis Jerman Yasemin Acar dalam unggahan media sosialnya. "Kapal Family secara resmi diserang sebuah drone yang melepaskan bom yang kemudian meledak dan menyebabkan kebakaran di kapal," ujarnya.

Kapal tersebut baru tiba dari Barcelona kemarin. Seluruh awak kapal tersebut merupakan awak kapal Madleen yang coba menerobos blokade Gaza beberapa waktu lalu. Selain Yasemin, Greta Thunberg dan aktivis Brasil Thiago Avila juga merupakan awak kapal itu.  "Seluruh awak kapal selamat dan api telah dipadamkan,” kata Yasemin.

Kapal utama tersebut mula dilaporkan terbakar sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Kapal yang terbakar itu dilaporkan berbendera Portugal. Pihak penyelenggara melarang semua delegasi mendekat ke pelabuhan.

Pengawas HAM PBB Francesca Albanese dilaporkan sudah berada di lokasi kejadian. Demikian juga Seif Abu Keshk, pimpinan steering comitte Armada Sumud juga di lokasi. Serangan ini berlangsung sehari sebelum rencana keberangkatan armada ke perairan Gaza.

Seorang anggota GSF yang tidak disebutkan namanya, dalam sebuah video yang diposting di halaman Instagram grup tersebut, mengatakan bahwa enam orang berada di dalam Family pada saat serangan drone terjadi, dan dua di antaranya sedang tidur relatif dekat dengan area yang dibom.

“Jadi bukti yang kami miliki, yang jelas terbatas saat ini, menunjukkan bahwa ada alat pembakar, sejenis alat pembakar yang digunakan di kapal itu sendiri, yang menyebabkan kebakaran sekitar 2 meter, berlangsung sekitar lima hingga enam menit,” kata wanita tersebut.

"Awak kapal yang berada di kapal bisa memadamkan api sendiri. Syukurlah juga tidak ada yang terluka," tambahnya. “Ada dua orang yang sedang tidur, relatif dekat dengan lokasi kebakaran, dan total ada enam orang di dalam kapal.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement