REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah sorak kemenangan Prancis 2-0 atas Ukraina pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, Sabtu (6/9/2025) dini hari WIB di Polandia, ada wajah murung yang tak bisa disembunyikan. Ousmane Dembele keluar lapangan dengan memegangi paha kirinya untuk digantikan Desire Doue.
Malangnya, penggantinya pun bernasib sama. Doue ditarik keluar karena cedera betis menjelang laga berakhir.
Bagi publik Prancis, dua cedera itu mungkin sekadar kabar buruk menjelang laga berikutnya dan segera dimulainya Liga Champions. Namun bagi Paris Saint-Germain (PSG), yang mengandalkan kedua pemain dalam menjalani musim padat, ini adalah peringatan serius. Kegusaran tak bisa lagi disimpan rapat.
Lewat pernyataan resmi pada Ahad (7/9/2025), PSG menuding tim medis timnas Prancis telah mengabaikan rekomendasi mereka. Sebelum Dembele dan Doue bergabung dengan Les Bleus, klub asal Paris itu sudah mengirimkan laporan detail soal kondisi fisik keduanya. Termasuk catatan risiko cedera dan batas beban latihan yang bisa ditoleransi.
Namun, pesan itu seolah hilang ditelan angin. “Rekomendasi medis yang sudah dikirimkan tidak diperhatikan. Tidak ada konsultasi dengan tim medis PSG,” demikian pernyataan klub juara Eropa itu.
Bagi PSG, peristiwa ini bukan sekadar soal dua pemain cedera. Ini tentang hubungan antara klub dan tim nasional, yang selama ini kerap tegang. Klub menginginkan kehati-hatian, terutama bagi pemain yang sedang menjalani pemulihan. Namun pelatih timnas, dengan jadwal padat dan tuntutan kemenangan, kerap mendorong pemain sampai batas.
PSG kini menuntut “protokol koordinasi medis yang lebih transparan dan kolaboratif” dengan FFF. PSG bahkan menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian setiap kali pemain dipanggil timnas.
“Kejadian serius dan sebenarnya bisa dihindari ini harus segera dijawab dengan langkah
korektif,” tegas pernyataan PSG tersebut.
Di sisi lain, Didier Deschamps punya versinya sendiri. Pelatih Prancis itu membela keputusan menurunkan Dembele. Baginya, sang winger sudah fit.
“Kalau saya ragu, tentu dia tidak akan main. Kali ini cedera terjadi di paha satunya,” ujarnya. “Ia bugar, ini hanya nasib buruk. Bisa saja menimpa pemain lain.”
Perdebatan ini menyentuh satu persoalan lama yang selalu menghantui sepak bola perihal siapa yang berhak atas pemain, klub atau negara? Klub menginvestasikan jutaan euro, menjaga pemain di fasilitas medis terbaik, sementara negara menuntut pengabdian demi prestise nasional.
Ketika Dembele harus absen enam pekan dan Doue empat pekan, PSG kehilangan tenaga penting pada momen dimulainya Liga Champions. Namun, lebih dari itu, klub juga kehilangan rasa percaya terhadap sistem koordinasi yang seharusnya melindungi pemain.
Bagi Dembele dan Doue, cedera ini tentu lebih personal. Dari euforia mengenakan seragam timnas, mereka kembali ke klub dengan langkah tertatih. Di balik bendera yang mereka bela, ada tubuh yang kini harus membayar harga.