REPUBLIKA.CO.ID, SERANG, – Organisasi Islam Mathla'ul Anwar menekankan pentingnya perbaikan komunikasi antara pejabat publik dan masyarakat sebagai langkah utama untuk mencegah terjadinya aksi massa yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Seruan ini disampaikan oleh Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar, KH Embay Mulya Syarief, di Pemkot Serang, Selasa.
Menurut Embay, sebagian besar aksi unjuk rasa yang terjadi berakar dari adanya sumbatan atau distorsi komunikasi antara pemerintah dan rakyat. Ia mengingatkan para pejabat di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk lebih komunikatif dan membuka pintu dialog seluas-luasnya bagi masyarakat.
"Kalau misalnya rakyat mau datang, mau menghadap, terima dengan baik. Komunikatif," ujarnya.
Embay menekankan bahwa para pemimpin harus lebih peka terhadap aspirasi yang berkembang agar masyarakat tidak perlu bersusah payah mencari perhatian hanya untuk didengarkan. Dengan komunikasi yang baik, potensi gejolak sosial dapat diredam sejak dini.
Peringatan Terhadap Pameran Kemewahan
Selain itu, Embay juga mengkritik gaya hidup pejabat yang tidak sejalan dengan kondisi masyarakat. Pameran kemewahan dan kekayaan dinilai hanya akan menciptakan kecemburuan sosial yang dapat memicu ketidakpuasan publik.
"Jangan pamer kekayaan, hidup bermewah-mewah. Karena akan membuat kecemburuan sosial," katanya.
Sikap Terhadap Demonstrasi dan Anarkisme
Di sisi lain, Mathla'ul Anwar mengingatkan para pengunjuk rasa bahwa meskipun hak berdemonstrasi dijamin oleh undang-undang, penyampaian pesan harus dilakukan dengan cara yang santun dan elegan agar dapat diterima dengan baik. Embay mendukung aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku anarkis yang merusak fasilitas publik saat aksi massa berlangsung.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.