REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ribuan petani dari berbagai daerah di Indonesia menggelar long march dalam rangkaian Rapimnas I Tani Merdeka Indonesia di Patung Kuda, Jakarta, Kamis (28/8) pagi.
Ribuan kader Tani Merdeka tersebut melakukan long march dari kawasan parkir IRTI Monas menuju Istana Presiden RI untuk menuntut keadilan agraria dan menolak dominasi oligarki.
Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, menegaskan bahwa petani adalah jantung pembangunan nasional dan bukan beban negara. Organisasi ini meneguhkan diri sebagai pengamal “Prabowoisme”, dengan menekankan kedaulatan rakyat atas tanah, air, dan pangan, serta pembangunan berbasis desa sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Hari ini kita hadir 3 ribu orang (kader Tani Merdeka Indonesia). Kita hadir dari 30 provinsi dan 200 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Ada kesepakatan di rapimnas. Dengan seluruh program yang dijalankan Presiden Prabowo, kita percaya Presiden Prabowo berpihak pada kepentingan rakyat dan Petani,” ujar Don Muzakir dalam konferensi pers kepada awak media.
Dalam aksinya, Tani Merdeka Indonesia juga menyatakan dukungan terhadap program pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto, seperti swasembada pangan, pupuk bersubsidi tepat sasaran, pembangunan irigasi, hingga program Makan Bergizi Gratis. Namun, mereka juga mendesak pemerintah untuk serius menuntaskan konflik agraria dan memberantas praktik mafia tanah yang merugikan petani di berbagai daerah.
“Kita menyampaikan dukungan (apresiasi) yang sebesar-besarnya kepada Pak Prabowo yang telah menetapkan harga gabah dan menaikan harga gabah, memberikan pupuk langsung ke petani dan program-program untuk swasembada pangan lainnya. Bagi kami, keadilan bagi petani bukan sekadar menjebloskan mafia tanah ke penjara, tapi ketika sawah kembali ke tangan kami secara sah dan terlindungi,” tegas Don.
Selain menyoroti mafia tanah, Tani Merdeka Indonesia juga menyoroti capaian pemerintah. Tanpa mengabaikan berbagai tantangan pembangunan yang ada saat ini, Tani Merdeka Indonesia secara berimbang mengapresiasi capaian sementara satu tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka beserta jajaran Kabinet Merah Putih, di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2025, inflasi yang cukup terkendali pada Juli 2025, stok beras Bulog yang mencapai rekor 4,2 juta ton, kemiskinan dan pengangguran terbuka yang turun meski tidak signifiakn.
Bagi Tani Merdeka Indonesia, capaian ini memberi fondasi kuat dan harapan untuk melanjutkan agenda revolusi pangan, membangun desa, menguatkan koperasi rakyat di desa, dan memastikan hasil panen dihargai adil.