REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Anggota Komisi XII DPR RI, Aqib Ardiansyah, mendesak PT PLN dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk segera menangani masalah sedimentasi di waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica guna menjaga keandalan pasokan listrik di wilayah tersebut.
"Komisi XII DPR sangat concern terhadap PLTA Mrica ini, untuk kita dorong dan kawal agar menjadi salah satu pembangkit listrik tenaga air dengan kinerja terbaik," kata Aqib dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.
Anggota Komisi XII yang membidangi sektor energi dan sumber daya mineral ini menyoroti dampak sedimentasi yang dapat menurunkan kinerja pembangkit listrik tenaga air terbesar di Jawa Tengah. Kondisi ini juga mengancam interkoneksi listrik Jawa-Bali serta percepatan pemerataan energi listrik melalui program listrik desa.
Menurut Aqib, sedimentasi yang bertambah berpotensi menurunkan kinerja dan mengganggu interkoneksi listrik di wilayah tersebut. "Kita sedang konsentrasi, bahkan Pak Presiden ingin komposisi pembangkit energi baru terbarukan di Indonesia semakin besar. Jangan sampai PLTA Mrica yang sejak awal dibangun dengan tekad baik justru tidak mendapat perhatian," ujarnya.
Aqib mengingatkan bahwa PLTA Mrica merupakan warisan yang harus dirawat dan dikembangkan agar dapat mendukung cita-cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada energi dan peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT). "Ini adalah legacy yang harus kita rawat dan tingkatkan inovasinya. Sedimentasi yang ada di PLTA Mrica akan kami manfaatkan, misalnya untuk landfill TPA Banjarnegara atau bahan baku pembuatan batu bata," jelasnya.
Aqib meyakini bahwa dengan sinergi antara DPR RI, PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat, tantangan sedimentasi dapat ditangani dengan baik, menjadikan PLTA Mrica kebanggaan nasional sekaligus pendorong utama bauran EBT di Jawa Tengah dan wilayah sekitarnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.