REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menegaskan bahwa BUMN dan pihak swasta menjamin pasokan komoditas untuk mendukung operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Jaminan ini diwujudkan melalui pasokan produk unggulan untuk memperkuat kegiatan usaha koperasi tersebut.
Dalam rapat koordinasi di Jakarta, Selasa, Ferry yang juga Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, menyatakan bahwa dengan adanya dukungan ini, operasional Kopdes/Kel Merah Putih diharapkan dapat terus berjalan lancar. Upaya ini bertujuan mempermudah akses masyarakat terhadap komoditas utama dengan harga terjangkau sekaligus menyempurnakan ekosistem bisnis Kopdes/Kel Merah Putih.
“Harapan Bapak Presiden, barang-barang pokok bisa dijual ke masyarakat melalui koperasi dengan harga lebih terjangkau. Oleh karena itu, peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” ujar Ferry.
Hingga 25 Agustus 2025, tercatat sebanyak 7.905 gerai koperasi aktif dari 6.337 Kopdes/Kel Merah Putih telah beroperasi dan sudah memiliki minimal satu unit usaha atau gerai. Target secara nasional adalah 15.000 hingga 25.000 unit Kopdes/Kel Merah Putih dapat beroperasi pada periode Agustus hingga September 2025.
Peran Ganda Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
Ferry juga menegaskan bahwa gerai Kopdes/Kel Merah Putih tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli sembako, tetapi juga dapat berfungsi ganda sebagai pusat layanan publik di desa. Koperasi ini ditargetkan menjadi pusat penyaluran program dan barang subsidi pemerintah, seperti gas LPG 3 kg, pupuk, beras untuk masyarakat miskin, hingga bantuan sosial lainnya.
“Fungsi Kopdes ini bisa menjadi ganda, yaitu menjual barang, menyalurkan program pemerintah pusat, sekaligus berperan sebagai gudang dengan fasilitas dryer, cold storage, dan titik serah barang subsidi. Bahkan termasuk menampung hasil produksi pertanian dan kerajinan makanan lokal,” tambahnya.
Kemitraan dan Pemangkasan Rantai Pasok
Kopdes/Kel Merah Putih juga terbuka untuk kemitraan business to business (B2B) dengan BUMN dan swasta. Koperasi ini diharapkan bisa berperan sebagai agen atau sub-distributor untuk memperkuat jaringan distribusi. “Kami tidak ingin Kopdes ini justru menciptakan persaingan dengan warung UMKM. Justru posisinya bisa menjadi agen sub distributor, sehingga membantu memperkuat jaringan distribusi,” kata Ferry.
Dengan keterlibatan berbagai pihak, Ferry optimistis keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih akan memperpendek rantai pasok dan menekan biaya logistik, sehingga barang subsidi bisa sampai ke masyarakat desa dengan tepat sasaran dan harga yang sesuai ketentuan. Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, mendukung penuh model bisnis ini, dengan harapan dapat menstabilkan harga kebutuhan pokok di tingkat desa.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmojo, berharap Kopdes dapat menjadi offtaker yang menyerap hasil panen petani, sehingga memberikan jaminan harga yang menguntungkan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.