REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengindikasikan agresi militer Israel di Gaza dalam dua hingga tiga pekan mendatang. Kendati demikian, perkiraan ini mesti dipandang sebelah mata karena Trump sebelumnya juga kerap melontar wacana serupa.
“Saya pikir dalam dua hingga tiga minggu ke depan, Anda akan mendapatkan akhir yang cukup bagus dan konklusif,” kata Trump kepada wartawan di Washington, Senin dilansir Al Jazeera.
Menurutnya, perang Israel di Gaza harus diakhiri, seiring dengan meningkatnya kemarahan internasional atas kekejaman mengerikan yang dilakukan: pembantaian warga sipil setiap hari, pembunuhan jurnalis dan petugas medis, dan kelaparan yang disebabkan oleh Israel di daerah kantong Palestina yang terkepung dan dibombardir.
“Hal ini harus diselesaikan karena antara kelaparan dan masalah lainnya – yang lebih buruk dari kelaparan, kematian, kematian murni – banyak orang yang terbunuh,” kata Trump. Pada Februari, Trump menyarankan untuk mengeluarkan semua warga Palestina dari Gaza – sebuah rencana yang sama dengan pembersihan etnis, sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sebelumnya pada Senin, presiden AS tampaknya tidak menyadari serangan Israel yang menewaskan 21 warga Palestina, termasuk lima jurnalis, di Rumah Sakit Nasser di Gaza. Saat didesak untuk mengomentari insiden tersebut, dia berkata: "Yah, saya tidak senang dengan hal itu. Saya tidak ingin melihatnya. Pada saat yang sama, kita harus mengakhiri seluruh mimpi buruk itu."
Trump kemudian beralih ke pembicaraan tentang upayanya untuk membebaskan sisa tawanan Israel di Gaza.
Presiden AS sebelumnya telah menjanjikan diakhirinya perang dengan gaya bombastis khasnya. Namun, pernyataannya tidak terwujud dalam gencatan senjata maupun aliran bebas bantuan kemanusiaan kepada penduduk Palestina yang menderita di bawah blokade Israel yang berat.
Pemerintahan Trump telah memasok senjata senilai miliaran dolar kepada Israel dan menolak upaya internasional untuk mengakui negara Palestina.
Para pejabat AS telah mengisyaratkan selama berbulan-bulan bahwa perang – yang didanai oleh Washington – akan segera berakhir. Pada Februari 2024, Presiden saat itu Joe Biden berkata – sambil makan es krim – bahwa kesepakatan gencatan senjata sudah “hampir tercapai” dan dia berharap kesepakatan itu akan selesai dalam beberapa hari.

Sejak itu, para pejabat AS terus-menerus mengatakan bahwa perang akan segera berakhir. Utusan Trump Steve Witkoff mengatakan pada hari Selasa di bulan Juli bahwa pemerintah AS “berharap” gencatan senjata akan tercapai pada akhir pekan ini.
AS telah memberi Israel miliaran dolar dan dukungan diplomatik untuk menutupi serangan terhadap Gaza yang oleh kelompok hak asasi manusia dan para ahli PBB digambarkan sebagai genosida.