REPUBLIKA.CO.ID, KOBA, – Cumi hasil tangkapan nelayan Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, kini berhasil diekspor hingga ke Tiongkok. Hal ini berkat pengemasan di fasilitas cold storage bersuhu minus 40 derajat celsius yang dikelola oleh pemerintah daerah setempat.
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, mengungkapkan bahwa kehadiran cold storage di Kurau merupakan terobosan penting untuk menjaga mutu hasil laut serta meningkatkan daya saing nelayan di pasar domestik maupun internasional. "Cumi dari nelayan Kurau yang dibekukan di cold storage ini diekspor ke Tiongkok. Ini menjadi kebanggaan Bangka Tengah, sekaligus peluang besar bagi masyarakat nelayan," kata Algafry.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Tengah, Imam Soehadi, menjelaskan bahwa fasilitas ini tidak hanya membantu menjaga kualitas produk, tetapi juga membuka akses lebih luas bagi nelayan kecil untuk masuk ke pasar ekspor. "Dengan adanya cold storage, cumi dan hasil laut lainnya bisa bertahan lebih lama tanpa mengurangi mutu, sehingga memenuhi standar ekspor," jelas Imam.
Pemerintah daerah terus melakukan pendampingan kepada nelayan dalam hal penanganan hasil tangkapan, teknik pengemasan, dan standar higienitas. "Kami ingin nelayan Kurau tidak hanya jadi pemasok bahan mentah, tetapi juga memiliki daya tawar yang lebih tinggi. Dengan begitu, kesejahteraan mereka ikut meningkat," ujarnya.
Pemerintah juga merencanakan diversifikasi produk hasil laut lain yang potensial untuk ekspor seperti udang, kepiting, dan berbagai jenis ikan. "Cumi memang jadi komoditas unggulan saat ini, namun potensi lain juga tidak kalah besar. Jika semua dikelola dengan baik, nelayan Bangka Tengah bisa menikmati pasar ekspor yang lebih luas dan berkelanjutan," tambahnya.
Distribusi cumi dari Kurau ke luar daerah mencapai sekitar satu ton per minggu, dengan sebagian dipasarkan ke Jakarta dan sisanya diproyeksikan untuk memenuhi permintaan ekspor.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.