REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Wali Kota Distrik Tenggara Singapura, Mohd Fahmi Bin Aliman melakukan pertemuan dengan Wali Nanggroe dan unsur Pemerintah Aceh guna menawarkan teknologi pengolahan limbah yang bisa dimanfaatkan di tanah rencong.
“Pertemuan tadi bagus sekali. Ada beberapa investor yang hadir, dan yang paling menarik adalah teknologi yang ditawarkan," kata Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar, di Aceh Besar, Jumat.
Pertemuan yang berlangsung di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh tersebut turut dihadiri Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Jul Rahmady bersama staf Pengelolaan sampah, limbah bahan berbahaya dan beracun (PSLB3).
Dalam pertemuan ini, perwakilan Singapura mempresentasikan teknologi pengolahan limbah yang dinilai mampu menangani persoalan lingkungan secara lebih efektif.
Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud menilai, berdasarkan paparannya, teknologi tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi Aceh, khususnya dalam menghadapi persoalan limbah.
Di mana, limbah bisa diolah kembali, air hasil olahan menjadi bersih dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Bahkan residu dari limbahnya juga masih dapat dimanfaatkan.
"Saya menilai teknologi ini bagus dan praktis untuk dipertimbangkan penerapannya di Aceh,” ujarnya.
Ia menjelaskan, teknologi tersebut tidak membutuhkan lahan yang luas. Sistem utamanya cukup memerlukan ruang sekitar 12 kaki persegi, bahkan tersedia versi skala kecil lebih praktis serta dapat digerakkan secara mobile.
“Aceh masih dalam kondisi lingkungan yang relatif baik, tetapi mulai terjadi polusi. Sebelum masalah ini menjadi parah, kita harus bertindak sejak dini. Saya sudah meminta Pemerintah Aceh mengambil kesempatan ini,” kata Tgk Malik Mahmud.
Sementara itu, Sekretaris DLHK Aceh Jul Rahmady menyampaikan pengelolaan sampah masih menjadi masalah utama di Aceh, terutama di TPA (tempat pembuangan akhir) yang belum tertangani dengan baik.
Pemilahan sampah, lanjut dia, belum berjalan maksimal, sehingga volumenya bisa mencapai ratusan ton per hari. Untuk itu, DLHK Aceh menanggapi positif tawaran Singapura tersebut.
"Sejalan dengan arahan Wali Nanggroe, kita mencari solusi persoalan limbah di Aceh. Dan hari ini Singapura menawarkan mesin pengolahan limbah yang sudah terbukti berhasil di sana, baik untuk limbah cair, padat, industri, hingga B3," demikian Jul Rahmady.