REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Piala Kemerdekaan 2025 berakhir sudah. Timnas Indonesia U-17 finis sebagai runner up setelah kalah 1-2 dari Mali U-17. Meski gagal juara, Garuda Muda tampil menawan dan cukup konsisten dalam tiga laga.
Bagi timnas U-17, tujuan utama dari turnamen ini adalah memberikan pengalaman bertanding dan mengukur kemampuan menjelang berlaga di Piala Dunia U-17 pada November mendatang. Namun di luar itu, ternyata ada hal-hal menarik yang hadir seiring perjalanan turnamen yang diikuti empat tim tangguh dunia ini.
Pertama, Sumatera Utara bisa dibilang sukses mengemban kepercayaan dari PSSI untuk menggelar turnamen internasional. Tak ada kendala yang muncul saat pertandingan digelar di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang. Upaya PSSI untuk mendekatkan timnas Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia juga sukses.
Kemudian, ada momen selebrasi pemain Indonesia Mochammad Mierza Firjatullah yang viral karena sempat jatuh ke parit yang dalam setelah melompati pagar pembatas lapangan. Beruntung Mierza tak cedera dalam laga pembuka kontra Tajikistan yang berakhir imbang 2-2.
Di balik insiden tersebut, ternyata ada hikmah yang kemudian diambil. Pelatih Nova Arianto kemudian mengingatkan kepada para pemainnya untuk tidak melakukan selebrasi berlebihan, agar menghormati lawannya. "Saya sangat menyayangkan dan saya harap itu jadi kejadian yang terakhir ya," kata dia mengomentari selebrasi "nyungsep" tersebut.
Berikutnya, animo masyarakat untuk menonton timnas Indonesia U-17 yang luar biasa. Dari tiga laga Timnas U-17, antusiasme penonton luar biasa. Bahkan dalam laga pamungkas melawan Mali, tiket habis terjual di stadion berkapasitas 25 ribu tempat duduk tersebut.

Hal ini menunjukkan dukungan masyarakat Indonesia terhadap timnas Indonesia tak terkonsentrasi di Pulau Jawa atau hanya untuk timnas senior. Apalagi, ini pertama kalinya pada era Erick Thohir timnas Indonesia menjalani turnamen di luar Pulau Jawa.
Terakhir kali Sumatera Utara menggelar event internasional adalah empat puluh tahun lalu atau pada tahun 1985. Saat itu, Stadion Teladan di Medan menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia 1986.
Kini, Sumut punya Stadion Utama Sumatera Utara yang juga dikenal dengan akronim SUSU. Stadion ini dibangun untuk pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024. SUSU memiliki desain modern bahkan masuk nominasi stadion terbaik tahun 2024.
Hadirnya turnamen Piala Kemerdekaan 2025 di SUSU melahirkan nostalgia Marah Halim Cup yang pernah menjadi kalender resmi FIFA sejak tahun 1974, di mana PSMS Medan masih menjadi klub yang disegani tak hanya di Tanah Air, melainkan juga di Asia Tenggara.