REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Pertahan Iran Brigadier General Aziz Nasirzadeh pada Rabu (20/8/2025) mengatakan bahwa, Iran saat ini telah berhasil mengembangkan rudal generasi baru dengan kemampuan yang lebih hebat dari rudal-rudal sebelumnya yang digunakan pada perang 12 hari melawan Israel. Rudal generasi baru itu siap digunakan jika perang kembali pecah.
"Rudal-rudal yang kami gunakan pada perang 12 hari adalah yang dibuat beberapa tahun lalu. Hari ini kami memiliki rudal-rudal dengan kamampuan jauh lebih baik, dan jika musuh Zionis melancarkan serangan lagi, kami tentu akan menggunakannya," kata Nasirzadeh, kepada media di Teheran, Rabu.
Nasirzadeh menegaskan, konfrontasi bukan hanya dengan Israel tapi dengan "semua hal logistik, intelijen dan dukungan dari Amerika Serikat" di belakangnya. Menghadapi Israel dan AS, Nasirzadeh mengatakan, militer Iran bergantung sepenuhnya pada sistem persenjataan yang diproduksi di dalam negeri.
"Dunia melihat bahwa rudal-rudal kami menghantam target-target dan memberi dampak kerusakan besar pada musuh Zionis," kata Nasirzadeh.
Dia menambahkan, media Israel telah menyensor dengan ketat cuplikan-cuplikan video serangan rudal-rudal Iran. Namun, "informasi secara gradual muncul, menunjukkan kekuatan Angkatan Bersenjata Iran".

Nasirzadeh mengatakan, sistem pertahanan Israel, termasuk buatan AS yakni THAAD dan rudal Patriot, tidak mampu menangkal rudal-rudal balistik dan hipersonik Iran.
"Pada hari-hari pertama, sekitar 40 persen dari rudal-rudal kami terintersep, namun pada akhir perang, 90 persen berhasil menghantam target-target," kata Nasirzadeh.
"Itu menunjukkan bahwa pengalaman kami telah tumbuh sementara kekuatan pertahanan di sisi lawan mengalami penurunan."
Pada awal Agustus, kepala militer Israel mengatakan, bahwa Israel mempersiapkan serangan lanjutan ke Iran jika diperlukan, setelah apa yang diklaim Tel Aviv sebagai perang pencegahan yang berhasil pada Juni. Diketahui, pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran serta membunuh komandan-komandan militer dan ratusan warga sipil.
Selama perang 12 hari, Israel membunuh lebih dari 30 pejabat militer dan 11 ilmuwan nuklir. Menurut keterangan resmi pemerintah, 1.062 warga sipil Iran ikut terbunuh, terdiri dari 786 personel militer dan 276 warga sipil.
Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal-rudal ke penjuru tanah pendudukan. Sebanyak 31 warga sipil Israel dan satu prajurit tewas. Serangan rudal Iran juga menghantam objek-objek vital seperti gedung bursa, rumah sakit, kantor intelijen, hingga pusat penelitian universitas.
View this post on Instagram