REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menambah kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk. Gubernur Khofifah merespons hal itu menyusul terjadinya kemacetan panjang akibat dihentikannya 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) oleh Kemenhub.
Padahal, belasan kapal LCT tersebut sudah beroperasi puluhan tahun di lintasan tersebut. Penghentian yang berlangsung sekitar lima hari itu telah menyebabkan antrean kendaraan, terutama truk, mengular hingga sepanjang 40 kilometer. Kondisi tersebut memicu protes keras masyarakat yang kemudian viral di media sosial. Kini, 15 kapal tersebut telah kembali beroperasi.
Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) memandang, kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang bukan semata disebabkan oleh kekurangan kapal. Pemicu lainnya adalah keterbatasan jumlah dermaga. "Sebanyak 56 kapal yang ada saat ini hanya bisa dioperasikan 28 kapal karena keterbatasan dermaga," kata Ketua Bidang Tarif dan Usaha DPP Gapasdap, Rahmatika di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Menurut Rahmatika, apabila penambahan kapal tetap dilakukan, hal itu hanya akan menambah deretan kapal-kapal yang menganggur karena tidak memiliki tempat bersandar. "Artinya, penambahan kapal bukan berarti menambah kapasitas muat atau daya angkut tapi malah menimbulkan antrian panjang operasional kapal karena kekurangan dermaga," ujar pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) tersebut.