Sabtu 26 Jul 2025 10:32 WIB

Macron akan Akui Palestina, Indonesia: Langkah Positif untuk Perdamaian

Pemerintah RI puji inisiatif Prancis, desak negara lain ikuti jejaknya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Anggota DPR memegang syal dukungan untuk Palestina usai mengikuti Rapat Paripurna DPR Ke-25 Masa Sidang IV Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/7/2025). Aksi solidaritas tersebut digelar sebagai simbol dukungan DPR untuk menghentikan genosida di Gaza, Palestina.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Anggota DPR memegang syal dukungan untuk Palestina usai mengikuti Rapat Paripurna DPR Ke-25 Masa Sidang IV Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/7/2025). Aksi solidaritas tersebut digelar sebagai simbol dukungan DPR untuk menghentikan genosida di Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah RI menyambut keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan mengakui negara Palestina. Macron berencana mengumumkan pengakuan tersebut secara resmi pada Sidang Majelis Umum PBB pada September mendatang. 

"Indonesia menyambut baik keputusan Presiden Perancis Emmanuel Macron agar Perancis mengakui Negara Palestina," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI lewat akun X resminya, Sabtu (26/7/2025). 

Baca Juga

Kemenlu RI menilai, pengakuan Prancis merupakah langkah positif untuk memastikan prospek masa depan bagi berdirinya negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, berdasarkan batas wilayah yang disepakati pada 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, melalui solusi dua negara. 

"Indonesia mendesak semua negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk mengikuti langkah Perancis," kata Kemenlu RI.

Pada Jumat (25/7/2025), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana negaranya mengakui negara Palestina. "Sejalan dengan komitmen historisnya terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan menyampaikan pengumuman khidmat ini di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September mendatang," kata Macron lewat akun X resminya. 

Dia mengungkapkan, prioritas mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Jalur Gaza, kemudian menyalurkan bantuan kepada masyarakat di sana. "Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi rakyat Gaza. Kita juga harus memastikan demiliterisasi Hamas, mengamankan dan membangun kembali Gaza," ucapnya. 

"Terakhir, kita harus membangun Negara Palestina, menjamin kelangsungannya, dan memastikan bahwa dengan menerima demiliterisasinya dan sepenuhnya mengakui Israel, negara tersebut berkontribusi pada keamanan semua orang di kawasan tersebut," tambah Macron.

Macron menegaskan, Prancis menginginkan perdamaian di Timur Tengah. Menurutnya, Prancis, bersama negara Eropa lainnya, termasuk Israel dan Palestina sendiri, harus membuktikan bahwa perdamaian dimungkinkan untuk diraih. 

"Sehubungan dengan komitmen yang diberikan kepada saya oleh Presiden Otoritas Palestina, saya telah menulis surat kepadanya untuk menyatakan tekad saya untuk terus maju. Kepercayaan, kejelasan, dan tekad. Kita akan mencapai perdamaian," kata Macron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement