Jumat 25 Jul 2025 10:39 WIB

Jakarta Pimpin Pertumbuhan Pasar Bangunan Hijau di Indonesia

Wilayah Jawa memiliki jumlah proyek gedung hijau tersertifikasi terbanyak.

Anak-anak bermain bola di Ruang Terbuka dekat bantaran kali, Petamburan, Jakarta, Jumat (27/1/2025). Minimnya lahan bermain di Jakarta menjadi masalah yang sering terjadi sehingga anak-anak terpaksa bermain di tempat-tempat yang tidak layak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan terus memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) guna meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan ruang interaksi bagi masyarakat. Setelah sukses membangun 14 RTH baru dan menata 24 lokasi pada tahun 2024, tahun ini Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembangunan 21 RTH baru dan penataan 73 lokasi yang tersebar di seluruh Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain bola di Ruang Terbuka dekat bantaran kali, Petamburan, Jakarta, Jumat (27/1/2025). Minimnya lahan bermain di Jakarta menjadi masalah yang sering terjadi sehingga anak-anak terpaksa bermain di tempat-tempat yang tidak layak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan terus memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) guna meningkatkan kualitas lingkungan dan memberikan ruang interaksi bagi masyarakat. Setelah sukses membangun 14 RTH baru dan menata 24 lokasi pada tahun 2024, tahun ini Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembangunan 21 RTH baru dan penataan 73 lokasi yang tersebar di seluruh Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Finance Corporation (IFC) mencatat bahwa Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat pertumbuhan pasar bangunan hijau tertinggi di Indonesia, dengan total 171 bangunan hijau tersertifikasi, selain Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Menurut laporan yang dirilis oleh lembaga yang merupakan bagian dari World Bank tersebut, terdapat 45 bangunan hijau tersertifikasi di Jawa Barat, masing-masing 26 bangunan di Banten dan Jawa Timur, serta 16 bangunan di Jawa Tengah.

Baca Juga

"Dari 38 provinsi di Indonesia, 25 (provinsi) telah memiliki proyek bangunan hijau bersertifikat, yang mencerminkan kemajuan nyata dalam penerapan konstruksi berkelanjutan di berbagai daerah," catat IFC, seperti dikutip dari laporan tersebut di Jakarta, Jumat.

Lembaga keuangan internasional tersebut menyatakan wilayah Jawa memiliki jumlah proyek gedung hijau tersertifikasi terbanyak, diikuti dengan Sumatera dan Kalimantan yang juga menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.

Terdapat empat sertifikasi yang umum digunakan di Indonesia, termasuk Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) Certification yang dikeluarkan oleh IFC dan GREENSHIP Certification oleh Green Building Council Indonesia (GBCI).

Sementara, dua sertifikasi lainnya adalah Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) Certification oleh U.S. Green Building Council (USGBC) serta Green Mark Certification oleh Building and Construction Authority (BCA) of Singapore.

Hingga 2 Juli 2025, terdapat 200 proyek bangunan hijau tersertifikasi EDGE Certification di seluruh Indonesia, baik bangunan jadi maupun yang masih berupa desain, dengan luas bangunan tersertifikasi 4,33 juta meter persegi (m2), termasuk 27.620 unit rumah.

Dengan menerapkan prinsip bangunan hijau, proyek-proyek dengan EDGE Certification tersebut dapat memangkas emisi karbon dioksida (CO2) sebesar total 100 ribu ton CO2 (tCO2) per tahun, menghemat energi 120 ribu megawatt hour (MWh) per tahun, serta menghemat air 4,7 juta meter kubik (m3) per tahun.

Selain itu, terdapat pula 121 proyek bangunan hijau seluas 5,16 juta m2 dengan GREENSHIP Certification, 56 proyek bangunan hijau seluas 1,13 juta m2 dengan LEED Certification, dan 25 proyek bangunan hijau seluas 1,43 juta m2 dengan Green Mark Certification.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement