REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Warga Palestina di Gaza, termasuk staf PBB, jatuh pingsan akibat kelaparan parah. Seperti laporan Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Rabu (23/7/2025), anak-anak serta mereka yang berkebutuhan khusus juga sekarat akibat malnutrisi berat.
"Orang-orang Gaza, termasuk staf UNRWA, jatuh pingsan karena kelaparan ekstrem dan rasa lapar yang sangat parah," ujar badan tersebut melalui X.
"Anak-anak dan orang dewasa meninggal akibat malnutrisi berat. Mereka sengaja dibiarkan kelaparan," lanjutnya.
Badan itu menambahkan bahwa pihaknya saja memiliki ribuan truk di negara tetangga menunggu izin masuk ke Gaza, yang dilarang oleh pihak berwenang Israel sejak Maret.
"Pengepungan harus diakhiri sekarang agar bantuan kemanusiaan penyelamat jiwa dapat masuk," kata UNRWA.
Sebelumnya pada Selasa (22/7/2025), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah yang meninggal akibat kelaparan akut dan malnutrisi sejak Oktober 2023 telah bertambah menjadi 101, termasuk 80 anak-anak, setelah kematian 15 warga Palestina yang terdiri dari empat anak-anak dalam 24 jam sebelumnya.
Pada Ahad (20/7/2025), Kantor Media Pemerintah di Gaza memperingatkan bahwa wilayah tersebut berada di ambang "kematian massal" setelah lebih dari 140 hari berturut-turut perbatasan ditutup. Sejak 2 Maret, Israel telah menunda pelaksanaan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas serta menutup perlintasan perbatasan Gaza, sehingga truk-truk bantuan kemanusiaan terlantar di sepanjang perbatasan.