Jumat 18 Jul 2025 10:41 WIB

UNM AI Center Jadi Jembatan Humanis: Kolaborasi AI dan Psikologi untuk Gen Z

AI dapat menjadi alat bantu dalam mengelola kecemasan, stres.

UNM menghadirkan konferensi yang menyandingkan AI dengan kajian psikologi bagi Gen Z.
Foto: UNM
UNM menghadirkan konferensi yang menyandingkan AI dengan kajian psikologi bagi Gen Z.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang adaptif dan kontekstual dengan menyelenggarakan Road To AI Conference bertajuk “Balancing Minds and Machines: AI and Mental Health in Harmony”.

Digelar di Aula Kampus UNM Margonda, konferensi ini menghadirkan beragam narasumber dari bidang teknologi, pendidikan, hingga psikologi, guna menjawab isu strategis seputar integrasi artificial intelligence (AI) dengan kesehatan mental, khususnya bagi generasi muda.

Salah satu sorotan datang dari Offie Dwi Natalia, psikolog yang juga dikenal sebagai Putri Jambi 2019. Dalam sesi wawancara seusai seminar, Offie menyampaikan apresiasinya terhadap langkah UNM mengangkat isu penting di tengah derasnya transformasi digital.

“Peran UNM sangat relevan dan visioner. Dengan mahasiswa baru dan generasi muda sebagai audiens utama, tema ini membuka mata banyak pihak bahwa AI bukanlah musuh, tetapi partner yang harus kita kelola dengan bijak,” ungkap Offie.

Ia menekankan pentingnya generasi muda, terutama Gen Z, mampu memilah informasi di era serb cepat, tanpa kehilangan kesadaran akan kondisi mentalnya.

Menurutnya, AI dapat menjadi alat bantu dalam mengelola kecemasan, stres, dan tekanan emosional, namun tetap tidak bisa menggantikan peran psikolog dalam proses diagnosis.

“AI bisa memberi panduan awal, misalnya saran aktivitas ketika cemas atau sedih. Bahkan bisa mengarahkan pada psikolog terdekat. Tapi ingat, AI tidak bisa memberi diagnosis pasti. Validasi tetap butuh tenaga profesional,” tegasnya.

Kehadiran UNM AI Center yang menjadi inisiator konferensi ini dinilai sebagai langkah strategis dalam menjembatani gap antara teknologi dan sisi humanistik kehidupan. Menurut Offie, pendekatan interdisipliner seperti ini sangat dibutuhkan di masa kini.

“Saya berharap UNM terus mengelaborasi topik seperti ini ke depan. Bukan hanya tentang AI, tetapi juga memperdalam edukasi seputar kesehatan mental yang aplikatif dan mudah dipahami anak muda,” katanya dikutip Jumat (18/7/2025). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement