REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, menyampaikan harapannya agar ASEAN dan China dapat merampungkan Code of Conduct (CoC) di Laut China Selatan yang hingga kini masih menjadi wilayah sengketa. Hal itu disampaikan saat ia menghadiri ASEAN Post Ministerial Conference with China di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (10/7/2025).
Dalam pidatonya, Sugiono menegaskan bahwa ASEAN dan China memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan. “Di ranah maritim, kita juga harus memastikan bahwa laut kita tetap menjadi lautan damai, bukan lautan konfrontasi, melainkan lautan kerja sama yang diatur oleh aturan,” ucapnya kepada Menlu China, Wang Yi, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Menlu RI menyampaikan harapan agar ASEAN dan China dapat menyepakati kode etik atau Code of Conduct di Laut China Selatan. “Indonesia tetap berkomitmen bekerja sama erat dengan China dan negara anggota ASEAN lainnya untuk menyelesaikan Code of Conduct yang efektif dan substantif pada 2026. Ini dapat menjadi salah satu capaian dalam Tahun ASEAN–China,” ujarnya.
Kendati demikian, Sugiono menekankan bahwa kemajuan pembahasan Code of Conduct harus tetap berlandaskan pada hukum internasional, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982. “Hanya dengan demikianlah kita dapat mencapai kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan demi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” tuturnya.
Terkait hubungan ekonomi, Sugiono mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin antara ASEAN dan China. Ia menyampaikan bahwa selama lebih dari 15 tahun berturut-turut, China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi ASEAN. Selain itu, China juga merupakan salah satu dari tiga sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar di kawasan.
“Perjanjian ASEAN–Tiongkok FTA 3.0 yang telah diperbarui dan akan ditandatangani pada KTT ASEAN–China tahun ini akan menjadi tonggak penting baru. Ini mencerminkan komitmen bersama terhadap perdagangan terbuka, berbasis aturan, dan integrasi regional yang lebih mendalam,” ucap Sugiono.
Menlu RI juga menyambut baik peluncuran “Visa ASEAN” oleh China yang dinilai akan memudahkan pelaku bisnis dari negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste untuk bepergian ke Negeri Tirai Bambu.