Senin 07 Jul 2025 13:58 WIB

Puluhan Orang Masih dalam Pencarian, Tim Penyelam SAR Siapkan Operasi Bawah Laut Selat Bali

Tim SAR juga menggunakan ROV dalam pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu.

Keluarga korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menabur bunga di Dermaga ponton Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025). Tabur bunga di Perairan Selat Bali tersebut sebagi bentuk doa dan penghormatan kepada korban yang belum diketemukan.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Keluarga korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menabur bunga di Dermaga ponton Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025). Tabur bunga di Perairan Selat Bali tersebut sebagi bentuk doa dan penghormatan kepada korban yang belum diketemukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan tengah mempersiapkan 37 penyelam dari Basarnas dan TNI AL untuk melakukan penyelaman bawah air di Selat Bali dengan membawa alat ROV (remotely operated vehicle) untuk memastikan keberadaan KMP Tunu Pratama Jaya. Kepala Dinas Penyelam dan Penyelamatan Koarmada II Surabaya Kolonel Laut (P) Haran Al Ahsan mengatakan pada hari kelima pasca-tenggelamnya Kapal Tunu, tim penyelam TNI AL dan Basarnas telah siap dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan operasi SAR bawah air.

"Apabila nanti terdeteksi kedalaman laut antara 40 hingga 50 meter, kami akan turunkan ROV dan alat ini akan kami turunkan dengan batasan-batasan, jika arus masih sangat kuat kami akan cari waktu yang tepat agar ROV bekerja maksimal," kata Haran di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (7/7/2025).

Baca Juga

Menurut Haran, apabila peralatan ROV mampu bekerja optimal dan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya bisa terdeteksi maka tim penyelam baik dari TNI AL (Kopaska) maupun dari Basarnas akan diturunkan. Ia menambahkan, saat ini tim penyelam sudah siaga untuk melaksanakan operasi SAR bawah air ketika bangkai kapal sudah ditemukan dan arus bawah laut mendukung tim penyelam akan bergerak.

Sementara itu Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyatno mengatakan KRI Pulau Fanildo belum bisa bekerja maksimal menggunakan alat sonar untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menentukan jarak objek yang ada di bawah air.

"Kemarin KRI Pulau Fanildo belum bisa bekerja optimal karena terkendala arus laut yang sangat kuat dan alat ROV tidak bisa bekerja optimal," ujarnya.

Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menyebutkan hingga saat ini jumlah korban ditemukan selamat sebanyak 30 orang dan tujuh orang meninggal serta 28 orang dalam pencarian.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement