Sabtu 28 Jun 2025 06:02 WIB

Keji, AS-Israel Selundupkan Narkotika ke Paket Bantuan di Gaza

Warga penerima bantuan melaporkan temuan narkotika di bantuan tepung.

Warga Palestina membawa karung makanan dan bantuan kemanusiaan yang diturunkan dari konvoi truk menuju Kota Gaza, di Jalur Gaza utara, Ahad, 22 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina membawa karung makanan dan bantuan kemanusiaan yang diturunkan dari konvoi truk menuju Kota Gaza, di Jalur Gaza utara, Ahad, 22 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Kantor media pemerintah Gaza pada hari Jumat mengecam penemuan narkotika pil oksikodon yang dilaporkan ditemukan dalam kantong tepung yang didistribusikan oleh pusat bantuan “Amerika-Israel”. Ini pelanggaran terkini yang ditemukan di pusat bantuan kontroversial tersebut.

“Sejauh ini kami telah mendokumentasikan empat kesaksian dari warga yang menemukan pil-pil tersebut di dalam kantong tepung,” katanya dalam sebuah pernyataan dilansir Middle East Eye. Mereka memperingatkan “kemungkinan beberapa zat narkotika ini sengaja digiling atau dilarutkan dalam tepung itu sendiri”. 

Baca Juga

Oxycodone adalah opioid yang dimaksudkan untuk mengobati nyeri parah dan jangka panjang, sering kali diresepkan untuk pasien kanker. Obat ini sangat membuat ketagihan dan dapat menimbulkan efek yang mengancam jiwa, termasuk komplikasi pernapasan dan halusinasi. 

Pernyataan kantor media tersebut muncul setelah beberapa postingan media sosial membagikan gambar pil yang konon ditemukan dalam kantong tepung di Gaza.

Apoteker Palestina Omar Hamad menggambarkan penemuan pil tersebut sebagai “bentuk genosida yang paling tercela”. Khalil Mazen Abu Nada, seorang dokter Palestina di Gaza, juga memposting tentang obat tersebut di Facebook. 

Ia menggambarkannya sebagai “cara untuk melenyapkan kesadaran masyarakat kita”. Kantor media pemerintah Gaza mengatakan pihaknya menganggap Israel “bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji yang menyebarkan kecanduan dan menghancurkan tatanan sosial Palestina dari dalam”.

Kantor tersebut juga mengecam “eksploitasi blokade oleh militer Israel untuk menyelundupkan zat-zat ini sebagai ‘bantuan dan bantuan’”, dan menggambarkan pusat bantuan yang dioperasikan Israel dan Amerika sebagai “perangkap maut”.

Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi kontroversial AS-Israel yang mengoperasikan titik bantuan di Gaza, telah banyak dikecam oleh organisasi hak asasi manusia karena kurangnya transparansi dan akuntabilitas. 

Pada Rabu, 15 kelompok hak asasi manusia dan hukum menyerukan penangguhan GHF karena perannya dalam melemahkan organisasi kemanusiaan internasional dan mendorong “pengungsian paksa” warga Palestina di Gaza, yang dapat dianggap sebagai keterlibatan dalam “kejahatan berdasarkan hukum internasional, termasuk kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, atau genosida”. 

Otoritas kesehatan Gaza telah melaporkan bahwa setidaknya 516 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di dekat lokasi bantuan dalam sebulan terakhir operasi GHF.

Pada Jumat, Haaretz melaporkan tentara Israel mengaku secara langsung menembak dan membunuh warga Palestina yang tidak bersenjata di lokasi pengumpulan bantuan yang dioperasikan GHF.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement