REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN – Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran tengah menggodok keputusan akhir mengenai apakah akan menutup Selat Hormuz, dikansir Press TV Iran pada Ahad. Hal ini setelah parlemen dilaporkan menyetujui tindakan tersebut.
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup, namun keputusan akhir mengenai hal ini ada di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi,” Komandan Garda Revolusi Ismail Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen, mengumumkan pada Ahad.
Dilansir Alarabiya, Keputusan untuk menutup selat yang menjadi jalur aliran sekitar 20 persen permintaan minyak dan gas global ini masih belum final. Namun Kowsari mengatakan kepada Klub Jurnalis Muda Iran bahwa hal tersebut merupakan agenda dan “akan dilakukan kapanpun diperlukan.”
Pemerintah Iran mempertimbangkan berbagai opsi untuk merespons ancaman "agresi asing." Salah satu hal yang dipertimbangkan ialah kemungkinan menutup Selat Hormuz.
Pernyataan ini disampaikan anggota Presidium Komite Keamanan Nasional Parlemen Iran, Behnam Saeedi. Demikian dilansir kantor berita semi-resmi Iran, Mehr, pada Kamis (19/6/2025).
Untuk diketahui, Selat Hormuz adalah jalur penting perdagangan global. Sekitar 20 persen konsumsi minyak dunia melintasi selat selebar 33 km ini setiap hari. Ia berlokasi antara Iran selatan dan Jazirah Arab.

Bila opsi ini ditempuh Teheran, penutupan Selat Hormuz akan berdampak besar terhadap pasar energi global. Salah satunya, kenaikan harga minyak dunia.
Iran sebelumnya juga pernah mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai bentuk pembalasan atas tekanan dari negara-negara Barat. Sumber pelayaran yang dikutip oleh kantor berita Reuters menyebutkan, sejumlah kapal komersial kini mulai menghindari perairan Iran di sekitar selat tersebut, menyusul meningkatnya ketegangan.