Rabu 18 Jun 2025 11:26 WIB

Status Lewotobi Laki-laki Kembali ke Level Awas, Warga Diminta Lakukan Ini

Peningkatan status ini mulai berlaku sejak Selasa 17 Juni 2025 pukul 15.00 WITA.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki teramati dari Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (17/6/2025). Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki melapokan  Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Selasa 17 Juni 2025 pukul 17.35 WITA dengan kolom abu teramati setinggi sekitar 10 Km di atas puncak atau setara 11.584 meter di atas permukaan laut. , Indonesia, Tuesday, June 17, 2025.
Foto: AP Photo/Andre Kriting
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki teramati dari Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (17/6/2025). Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki melapokan  Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Selasa 17 Juni 2025 pukul 17.35 WITA dengan kolom abu teramati setinggi sekitar 10 Km di atas puncak atau setara 11.584 meter di atas permukaan laut. , Indonesia, Tuesday, June 17, 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menaikkan status Gunung Api Lewotobi Laki-laki menjadi Level IV (AWAS) dari sebelumnya Level III (SIAGA). Peningkatan status ini mulai berlaku sejak Selasa 17 Juni 2025 pukul 15.00 WITA.

"Berdasarkan hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-Laki meningkat, sehingga tingkat aktivitasnya dinaikkan dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas", ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, tertulis dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, dikutip Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

Ia menerangkan, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Api Lewotobi Laki-Laki terlihat jelas dari data kegempaan yang terus meningkat signifikan. Tak hanya itu, didukung pula data deformasi tiltmeter dan GPS yang menunjukkan indikasi inflasi. Begitu juga dengan data InSAR yang selaras dengan data tersebut, yang menggambarkan anomali inflasi. Hal ini menandakan adanya tekanan dari dalam tubuh gunung api yang dapat berpotensi menjadi erupsi. 

"Rata-rata kejadian gempa vulkanik dalam per hari hanya 8-10 kejadian namun pada tanggal 17 Juni 2025 terdapat 50 kejadian hanya dalam kurun waktu 2 jam", tutur Wafid. 

Ia merincikan, dari data di lapangan dari tanggal 16-17 Juni 2025 pukul 14.00 WITA. Ada lima kali Gempa Hembusan, 18 kali Tremor Non Harmonik, tiga kali Gempa Low Frequency, tiga kali Gempa Hybrid, 52 Gempa Vulkanik Dalam, dan tujuh kali Gempa Tektonik Jauh.

Sebagai antisipasi situasi ini, Wafid meminta masyarakat agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dan sektoral barat daya-timur laut 8 km dari pusat erupsi. Kemudian tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah.

"Masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, khususnya pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen," ujar dia.

Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut. Ini demi melindungi saluran pernapasan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement