Selasa 17 Jun 2025 15:47 WIB

Perang Israel-Iran Membara, China Ingatkan AS Jangan Perkeruh Situasi

Menlu China soroti pernyataan Presiden AS terkait Perang Israel versus Iran.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China
Foto: Dok Kemenlu China
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Rakyat China mengkritik pernyataan-pernyataan Washington sejauh ini terkait perang antara Israel dan Iran. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai terlalu "mengompori" bara konflik yang terjadi di antara kedua negara Timur Tengah tersebut.

Teranyar, Trump menyuruh warga Iran agar "segera mengungsi" dari Teheran. Menurut Juru Bicara Kemenlu China Guo Jiakun, yang dilakukan Washington adalah "menyiram bensin ke kobaran api." Alhasil, konflik yang terjadi antara Israel dan Iran pun kian membara.

Baca Juga

"Memperkeruh keadaan, menyiram bensin, mengancam, dan menambah tekanan tidak akan membantu meredakan situasi. Itu justru hanya akan memperparah dan meluaskan konflik,” ujar Guo Jiakun saat menjawab pertanyaan tentang pernyataan Trump dalam konferensi pers rutin di Beijing, RRC, Selasa (17/6/2025).

Pada Senin (16/6/2025), Trump mengunggah pesan yang menyiratkan akan terlibatnya Negeri Paman Sam dalam perang Iran-Israel. Usai mengunggah pesan itu via akun media sosial, presiden AS ke-47 itu mengakhiri kunjungannya dalam Konferensi Negara-Negara G7 di Kanada. Hal itu dilakukannya untuk berfokus, mengamati perkembangan eskalasi di Timur Tengah.

"Iran seharusnya menandatangai kesepakatan yang saya minta untuk ditandatangani. Betapa memalukan dan manusia yang sia-sia. Sederhana diucapkan. Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya sudah katakan itu berulang kali. Semua orang harus dievakuasi dari Teheran segera!" tulis Trump via akun media sosial Truth Social miliknya, dikutip Senin (16/6/2025).

Pada Senin (16/6/2025) pagi, kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz dilaporkan telah meninggalkan Laut China Selatan. Kapal perang ini lantas menuju ke arah barat, lepas dari Selat Malaka. Demikian laporan kantor berita Reuters.

Menurut data dari situs pelacakan kapal Marine Traffic, USS Nimitz pada mulanya direncanakan berlabuh di Da Nang, Vietnam. Namun, rencana tersebut kemudian dibatalkan. Reuters mengutip pernyataan dari dua orang sumber---satu di antaranya adalah diplomat---pada Senin (16/6/2025).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Al Jazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement