REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Polisi Graz, Austria, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat insiden penembakan di sebuah sekolah di Dreierschutzengasse, Selasa (10/6/2025) pagi, telah bertambah menjadi 10 orang, termasuk tujuh siswa, seorang guru dan tersangka pelaku penembakan. Laporan awal menyebutkan sedikitnya lima korban tewas, tetapi jumlahnya meningkat karena pihak berwenang mengonfirmasi adanya kematian dan cedera tambahan.
Selain itu, dua belas orang mengalami luka. Beberapa di antaranya serius, kata kepolisian. Insiden penembakan yang terjadi pada Selasa pukul 10 pagi waktu setempat (15.00 WIB) itu mendorong pihak terkait melakukan evakuasi cepat. Para siswa dipindahkan ke Helmut-List-Halle, di mana psikolog darurat dan personel palang merah memberikan bantuan.
Menanggapi kejadian ini, polisi Negara Bagian Styria kemudian melakukan operasi besar yang melibatkan beberapa unit, termasuk pasukan khusus elite Cobra. Sekitar tengah hari, para pejabat menyatakan situasi telah aman, dan kendaraan darurat mulai ditarik dari lokasi kejadian.
Penyerang, yang diidentifikasi sebagai pria Austria berusia 22 tahun dari daerah Graz, adalah mantan siswa sekolah tersebut tetapi tidak lulus, kata Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner kepada wartawan. Pihak berwenang yakin pelaku melakukan aksinya sendirian.
Pelaku dilaporkan memasuki gedung sekolah dengan bersenjatakan pistol dan senapan yang dimiliki secara sah. Dia lalu melepaskan tembakan di dua ruang kelas. Salah satunya adalah bekas ruang kelasnya, dan kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas di kamar mandi sekolah, sebut media Austria.
"Situasinya saat ini sangat tidak jelas. Ini bisa jadi situasi penembakan aktif," sebut pernyataan awal kepolisian kepada Austrian Press Agency, karena ketidakpastian seputar kemungkinan pelaku kedua. Sementara penyelidikan masih berlangsung, pihak berwenang belum mengesampingkan kemungkinan itu.
Sementara itu, Kantor Polisi Kriminal Negara Austria di Styria tengah menyelidiki motif di balik serangan mematikan itu. Kanselir Austria Christian Stocker juga mengumumkan tiga hari berkabung nasional, yang akan dimulai pada Rabu.
Kanselir juga mengumumkan hening cipta di seluruh negeri yang akan diadakan pada pukul 10:00 waktu setempat (16.00 WIB) untuk menghormati para korban. Presiden Austria Alexander Van der Bellen menyampaikan kesedihannya yang mendalam atas tragedi penembakan ini dalam sebuah pernyataan di X: “Kengerian ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Apa yang terjadi hari ini di sebuah sekolah di Graz benar-benar menyentuh hati negara kita"
Mereka adalah orang-orang muda yang masih memiliki banyak waktu di depan. Seorang guru yang mendampingi mereka dalam perjalanan hidup mereka. Tidak ada yang dapat meringankan rasa sakit yang dirasakan oleh orang tua, kakek-nenek, saudara kandung, dan teman-teman dari mereka yang dibunuh.” kata Bellen.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menulis di X: “Berita dari Graz sangat menyentuh. Hati saya bersama para korban, keluarga, dan teman-teman mereka. Sekolah adalah simbol masa muda, harapan, dan masa depan. Sulit untuk menanggungnya tatkala sekolah menjadi tempat kematian dan kekerasan.”
Polisi dan pejabat pemerintah terus memberikan dukungan kepada para penyintas, dan tim intervensi krisis tetap berada di lokasi untuk membantu para siswa dan staf.