REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seorang gadis remaja berprestasi dari Cirebon nekad mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai karena depresi tak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah. Beruntung, nyawa remaja berinisial MM (17) itu berhasil diselamatkan. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit oleh temannya.
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bapeksi Kota Cirebon yang kini menjadi kuasa hukum MM, Ahmad Faozan, menuturkan, kliennya itu mengalami depresi berat karena tidak mampu membayar biaya pendaftaran sekolah ke jenjang sekolah menengah atas (SMA). Hal itu dikarenakan remaja tersebut terhimpit kesulitan ekonomi.
“Dalam hal ini, dia korban depresi karena kemiskinan. Dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya," ujar Ahmad, saat ditemui sedang menjenguk MM di RSD Gunung Jati Kota Cirebon, Senin (9/6/2025).
Ahmad menjelaskan, MM awalnya sempat bersekolah di salah satu SMA Negeri di wilayah Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Namun, kliennya itu hanya bersekolah selama satu semester dan berhenti di tengah jalan karena kesulitan biaya.
Selain itu, MM juga diusir dari tempat kosnya karena tidak mampu membayarnya. Meski demikian, MM masih menyimpan keinginan untuk melanjutkan kembali sekolahnya. Karena itu, MM berencana untuk mendaftar sekolah kembali pada tahun ajaran baru 2025/2026 mendatang.
Ahmad mengatakan, MM kemudian bekerja sebagai pelayan toko buah dan tinggal di tempat tersebut. Adapun upah yang diterima kliennya hanya Rp 20 ribu per hari.
Namun, uang yang dikumpulkan oleh MM selama 15 hari menjadi pelayan toko buah dinilai belum mencukupi untuk semua keperluan sekolah. Sedangkan masa pendaftaran sekolah sudah semakin dekat.