Sabtu 31 May 2025 21:10 WIB

Pemprov Jabar: Perusahaan Pengelola Tambang Gunung Kuda Bandel

Penambangan di Gunung Kuda dilakukan menggunakan cara yang salah.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Longsor terjadi di Galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Foto: Dok Republika.
Longsor terjadi di Galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jabar bakal menutup permanen tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon yang menimbun dan menewaskan 10 orang warga di lokasi kejadian sementara ini, Jumat (30/5/2035). Mereka menilai penambangan yang dilakukan menggunakan cara yang salah.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono mengatakan terdapat kesalahan dalam metode penambangan yang dilakukan di Gunung Kuda. Pihaknya sudah memperingatkan beberapa kali akan tetapi tidak pernah digubris.

Baca Juga

"Memang semestinya tidak boleh terjadi, ini adalah sebuah kesalahan dalam metode penambangannya. Kami dari Dinas ESDM sudah memperingatkan berkali-kali, poinnya adalah memperingati berkali-kali," ucap Bambang, Jumat (30/5/2025).

Ia menyebut sudah memperingatkan dengan keras pengelola tambang tersebut bahkan Kapolres Cirebon sudah memasang garis polisi sebelum peristiwa longsor terjadi. Namun, ia menilai pengelola tambang bandel sehingga akhirnya terjadi longsor.

"Sore hari ini saya tutup sementara dan nanti mungkin malam oleh pak gubernur akan ditutup permanen," kata dia.

Ia mengaku sudah memperingatkan pengelola tambang sejak Februari tahun 2025 termasuk metode penambangan yang salah. Bambang mengatakan pengelola tambang melakukan penambangan dari bawah padahal seharusnya dilakukan dari atas.

"Iya, poinnya itu salah metode penambangan. Harusnya dengan jenis batuan seperti ini, metode penambangan itu dari atas lakukan secara terasering, tidak dari bawah. Diperingatkan berkali-kali oleh inspektur tambang bahkan," kata dia.

Ia pun menegaskan perizinan tambang tersebut bakal dicabut. "Membandel ya. Perizinan saya cabut," kata dia.

Sebelumnya, data sementara dari BPBD Jabar sebanyak 10 orang meninggal dunia. Terdiri dari tujuh orang yang telah berhasil teridentifikasi dan tiga orang masih belum teridentifikasi.

Mereka yaitu Andri (41 tahun) warga Kuningan, Sukadi (48 tahun) warga Cirebon, Sanuri (47 tahun) warga Cirebon. Sukendra (51 tahun) warga Cirebon dan Dedi Hermawan (45 tahun) warga Kabupaten Bandung.

Sarwah (36 tahun) warga Cirebon dan Rusjaya (48 tahun) warga Cirebon. Tiga orang lainnya masih belum berhasil teridentifikasi sedangkan korban luka sebanyak 6 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement