Selasa 20 May 2025 20:13 WIB

Terinspirasi Film Bidaah Walid, Sejumlah Mahasiswi UIN Mataram Laporkan Dosen yang Diduga Melecehkan

Peristiwa diduga dilakukan 2021-2024 pada malam hari di Asrama Putri UIN Mataram.

Ilustrasi Pelecehan Seksual.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Koalisi Stop Kekerasan Seksual (KSKS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendampingi sejumlah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram melaporkan seorang dosen. Pelaporan tersebut terkait dengan dugaan pelecehan seksual oleh seorang dosen.

"Iya, sementara ini baru tiga yang lapor. Kalau enggak ada halangan, insya Allah pada hari Kamis (22/5/2025) besok ada dua lagi," kata Perwakilan KSKS NTB Joko Jumadi yang ditemui di Polda NTB, Mataram, Selasa (20/5/2025).

Baca Juga

Joko menjelaskan bahwa hasil pendataan KSKS NTB, tercatat jumlah korban dari perbuatan tidak terpuji dosen tersebut sebanyak tujuh mahasiswi. Namun, mahasiswi yang bersedia memberikan keterangan sebanyak lima korban.

"Status korban ini ada yang masih menjadi mahasiswi. Ada dari kalangan alumni," ujarnya.

Tempus atau waktu kejadian kasus, kata dia, berlangsung dalam periode 2021 sampai 2024 pada malam hari dengan lokus kejadian di Asrama Putri UIN Mataram. Ia mengungkapkan bahwa modus pelaku melancarkan aksinya dengan memanfaatkan statusnya sebagai kepala asrama putri.

Dengan memiliki kuasa tersebut, kata Joko, korban mau meladeni pelaku karena takut dengan status beasiswa mereka dicabut. Korban dalam kasus ini sebagian besar mahasiswi yang mendapatkan beasiswa bidikmisi. "Akan tetapi, perbuatan pelaku ini masih kategori cabul, tidak ada yang sampai disetubuhi," ucap dia.

Joko mengakui korban memberanikan diri melapor ke polisi setelah mendapat dukungan dari KSKS NTB dan pegiat dari Sahabat Saksi dan Korban. "Mereka juga berani melapor karena terinspirasi dari film Bidaah Walid," katanya.

Sementara itu, Kasubag Humas UIN Mataram Sapardi yang dikonfirmasi perihal laporan ini mengaku belum mendapatkan informasi sehingga pihaknya belum berani memberikan keterangan.

"Nanti saya coba konfirmasi kalau sudah ada informasi di internal," ujar Sapardi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement