REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia digital tak lagi sekadar ruang hiburan, melainkan telah menjelma menjadi ladang cuan yang potensial.
Inilah pesan kuat yang digaungkan dalam acara pelepasan siswa Angkatan IV SMK Negeri 67 Jakarta bertema “Menatap Masa Depan Mulia, Berhias Ilmu, Iman, dan Taqwa”, di Gedung SMK Negeri 67 Jakarta, Jakarta Timur, Jumat (16/5/2025) lalu.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang perpisahan belaka, tetapi juga menjadi forum inspiratif yang membuka wawasan siswa terhadap masa depan. Salah satu sesi yang paling membekas adalah materi dari Setiaji, Kepala Kampus Cyber University.
Dalam pemaparannya, Setiaji menyoroti pentingnya literasi digital dan peluang emas di sektor financial technology (fintech), terutama bagi siswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Animasi. Pasalnya, industri kreatif tidak bisa lepas dari ekosistem digital.
“Industri kreatif tak bisa lepas dari ekosistem digital yang terintegrasi dengan teknologi keuangan. Mulai dari freelance, brand-building, hingga monetisasi konten, semuanya kini butuh pemahaman akan fintech,” ujar Setiaji, dalam keterangan rilis, Selasa (20/5/2025).
Peluang Nyata: Dari Shopee Affiliate hingga Prompt AI
Tidak hanya berbicara konsep, para siswa diperkenalkan pada berbagai kanal cuan berbasis fintech yang bisa mereka manfaatkan sejak dini. Mulai dari program Shopee Affiliate, platform lynk.id, hingga pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menciptakan produk visual bernilai jual tinggi.
Salah satu pendekatan menarik yang disorot adalah teknik pembuatan prompt AI untuk menciptakan foto produk profesional. Ini membuktikan kreativitas siswa tak hanya bernilai artistik, tetapi juga bernilai ekonomi. Tak ketinggalan, istilah “UKM: Usaha Kecil Milyaran” turut diperkenalkan sebagai pemantik semangat kewirausahaan digital dengan visi besar namun tetap realistis.
Fintech jadi skill wajib di dunia baru
Setiaji menekankan, keterampilan analitis menjadi kunci di era digital yang serbacepat dan kompetitif.
“Kalau dulu butuh toko dan modal besar, sekarang cukup dengan HP, ide kreatif, dan pemahaman soal fintech. Kalian bisa mulai dari affiliate marketing, jual desain digital, hingga personal branding lewat platform seperti msha.ke atau lynk.id,” jelasnya lagi.
Menurutnya, kemampuan membaca tren, memahami algoritma media sosial, dan mengolah data untuk pengambilan keputusan bisnis, kini menjadi keterampilan wajib yang harus dimiliki generasi muda.
SMKN 67 siap jadi inkubator fintech
Komitmen mempersiapkan siswa menghadapi dunia baru ini juga digaungkan Kepala Sekolah SMKN 67, Martha Lina Nababan. Ia bertekad menjadikan sekolah bukan sekadar tempat belajar, juga sebagai laboratorium inovasi dan inkubator kewirausahaan digital.
“Kami ingin siswa keluar dari sekolah ini tidak hanya membawa ijazah, tapi juga portofolio dan pemahaman bisnis berbasis teknologi. Mereka punya semua itu, tinggal kolaborasi dan perbanyak relasi,” ungkapnya.
Melalui berbagai program pelatihan, kolaborasi industri, serta pembekalan wirausaha berbasis digital, SMKN 67 Jakarta berkomitmen mencetak lulusan yang tak hanya siap kerja, juga siap menjadi pencipta lapangan kerja di era digital ini.
Termasuk salah satunya bekerja sama dengan Cyber University sebagai Kampus Fintech Pertama di Indonesia.