Rabu 30 Apr 2025 19:39 WIB

Perang di Depan Mata, Warga Pakistan-India Mulai Eksodus

Pemerintah Pakistan mewanti-wanti serangan India akan segera terjadi.

Warga negara Pakistan, mengucapkan selamat tinggal saat ia berangkat di perbatasan Attari-Wagah antara India dan Pakistan, Rabu, 30 April 2025.
Foto: AP Photo/Prabhjot Gill
Warga negara Pakistan, mengucapkan selamat tinggal saat ia berangkat di perbatasan Attari-Wagah antara India dan Pakistan, Rabu, 30 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Seribu lebih penduduk Pakistan dan India kembali ke negara masing-masing menyusul ketegangan kedua negara belakangan. Kepulangan itu menyusul meningkatnya potensi perang menyusul ketegangan antara kedua negara  menyusul serangan mematikan pekan lalu di Kashmir yang dikuasai India. 

Sejauh ini, diperkirakan 750 pemegang paspor Pakistan telah melintasi perbatasan sejak 22 April, sementara sekitar 1.000 warga India telah kembali dari negara tetangga. Batas waktu bagi warga negara Pakistan untuk meninggalkan negara itu – dengan pengecualian bagi mereka yang memiliki visa medis di India – telah berlalu pada Ahad, namun banyak keluarga masih berjuang untuk melintasi perbatasan di kota Attari di negara bagian Punjab utara untuk menyeberang ke Pakistan.

Baca Juga

Beberapa datang sendiri dan yang lainnya dideportasi oleh polisi. Mereka yang terkena dampak termasuk seorang wanita Pakistan yang mengunjungi rumah ibunya setelah dua dekade, dua saudara perempuan yang datang untuk menghadiri pesta pernikahan di India pekan depan tetapi harus kembali tanpa menghadiri acara tersebut, dan pasien lanjut usia asal Pakistan yang menderita penyakit mematikan yang mereka harap bisa dirawat di India.

"Kami telah menempatkan keluarga kami di sini. Kami meminta pemerintah untuk tidak memindahkan keluarga kami," kata Sara Khan, seorang warga negara Pakistan yang diperintahkan kembali ke Pakistan tanpa suaminya, Aurangzeb Khan, yang memegang paspor India.

photo
Warga negara Pakistan menggendong anak-anak mereka bersiap berangkat ke Pakistan tanpa suaminya dari perbatasan Attari-Wagah antara India dan Pakistan, Rabu, 30 April 2025. - (AP Photo/Prabhjot Gill)
 

Menunggu di sisi perbatasan India, Khan menggendong anaknya yang berusia 14 hari. Dia mengatakan pihak berwenang India tidak memberinya waktu untuk memulihkan diri setelah operasi caesar dan visa jangka panjangnya berlaku hingga Juli 2026.

“Mereka (pihak berwenang) mengatakan kepada saya bahwa Anda ilegal dan Anda harus pergi,” kata Khan, yang telah tinggal di Kashmir yang dikuasai India sejak tahun 2017. “Mereka tidak memberi kami waktu. Saya bahkan tidak bisa mengganti sepatu.”

Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah orang-orang bersenjata membunuh 26 orang, kebanyakan dari mereka adalah turis India, di dekat kota resor Pahalgam di Kashmir yang disengketakan.

Setidaknya tiga wisatawan yang selamat dari pembantaian tersebut mengatakan kepada The Associated Press bahwa orang-orang bersenjata tersebut menargetkan pria Hindu dan menembak mereka dari jarak dekat. Korban tewas termasuk seorang warga negara Nepal dan seorang operator kuda poni Muslim setempat.

 

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement