REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio menegaskan Iran harus menghentikan program pengayaan Uranium dan hanya boleh mengimpornya untuk kepentingan sipil program nuklir. Permintaan AS itu, menurut Rubio, termasuk dalam hal yang tengah dinegosiasikan dengan Iran.
"Ada sebuah jalan untuk sebuah program nuklir sipil yang damai jika mereka mau," kata Rubio berbicara dalam sebuah siniar dikutip Iran Wire, Kamis (24/4/2025).
"Namun jika mereka memaksa untuk melakukan pengayaan, maka akan hanya ada satu negarai di dunia yang tidak punya 'senjata nuklir'... tapi hanya pengayaan (uranium). Sehingga saya pikir itu adalah masalah," kata Rubio.
Rubio menambahkan bahwa, jika Iran mengejar program nuklir untuk sipil, Iran bisa mengimpor uraniumnya. Hal yang sama dilakukan oleh negara-negara lain yang memiliki reaktor nuklir.
"Jika Iran menginginkan sebuah program nuklir sipil, mereka bisa melakukannya seperti banyak negara di dunia, dan itu adalah mereka mengimpor material uranium," kata Rubio.
Pekan lalu, utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff mengatakan, Iran tidak perlu melakukan pengayaan uranium melebihi kadar 3,67 persen pemurnian seperti pada masa lalu. Witkoff juga mengatakan, bahwa Iran harus, "menghentikan dan menghancurkan fasilitas pengayaan uraniumnya."
Meski demikian, Iran telah dengan tegas menekankan bahwa adalah hak mereka untuk melakukan pengayaan uranium tidak bisa dinegosiasikan. Ditanya soal pernyataan Rubio, seorang pejabat senior Iran yang dekat dengan tim negosiasi, pada Rabu menegaskan, "nol pengayaan (uranium) adalah tidak bisa diterima".
