Kamis 24 Apr 2025 16:55 WIB

Dua Prajurit TNI Selamat dari Serangan Israel, Begini Ceritanya

Dua prajurit TNI itu mengevakuasi diri dari pos pengamatan, meski tak mudah.

Prajurit TNI mengenakan rompi biru yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-M di Lebanon mengadang tank Merkava milik militer Israel.
Foto: Tangkapan layar
Prajurit TNI mengenakan rompi biru yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-M di Lebanon mengadang tank Merkava milik militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pratu Marinir Eggy Afrianto dan Praka Nofrian Syah Putra, dua prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kontingen Garuda untuk Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL), membeberkan kisah mereka selamat dari serangan Israel di Lebanon Selatan.

Kedua prajurit itu saat ditemui usai upacara penyambutan Satgas TNI Kontingen Garuda UNIFIL tahun anggaran 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis, berulang kali menyampaikan rasa syukurnya bisa selamat dari serangan tersebut dan kembali ke tanah air.

Baca Juga

“Kami mengucapkan sangat-sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. karena kami masih diberikan nyawa atau kesempatan untuk hidup,” kata Eggy di hadapan awak media.

Dengan wajah tegasnya, Eggy bercerita, kejadian tersebut terjadi pada 10 Oktober 2024. Eggy dan Nofri sedang melaksanakan dinas jaga di tugu pengamatan 14 sektor Naqoura, Lebanon Selatan yang ketika itu dalam kondisi eskalasi yang meningkat. “Wilayah Naqoura sedang level tiga,” ujarnya.

Pada pukul sembilan pagi waktu setempat, Eggy melihat pergerakan dua tank Merkava milik Israel yang keluar dari tembok garis biru (blue line)—garis penarikan pasukan yang ditetapkan PBB untuk membatasi perbatasan antara Lebanon dan Israel.

Setelah dua Merkava tersebut keluar, Eggy melaporkan kepada satuan atas. Oleh satuan atas dimaksud, ia diminta untuk tetap memonitor pergerakan tank milik zionis itu.

Pukul satu siang, Eggy terkena ledakan dari serangan udara yang diluncurkan Israel. Ia kembali melapor kepada satuan atas dan mendapat perintah yang sama yakni tetap melaksanakan dinas jaga dan mengawasi batas-batas UNIFIL.

Disusul pada pukul dua siang, Merkava milik Israel mulai melakukan pergerakan menuju sektor Naqoura. Tank itu, jelas Eggy, kian mendekat ke arahnya pada sekitar pukul lima sore.

“Intensitas serangan semakin panas dan tinggi. Disusul dengan tembakan artileri dan airstrike (serangan udara) dari pihak Israel. Kemudian dari Hizbullah membalas dengan tembakan artileri ataupun tembakan ringan,” ucapnya.

Pada malam hari, tepatnya pukul 12 malam, tugu tempat Eggy dan Nofri berjaga kembali terkena dampak serangan udara. Setelah itu, keesokan harinya, sekitar pukul empat pagi, tugu itu terkena luncuran dari arah Merkava milik Israel.

“Kami sedang melaporkan (ke satuan atas), ada luncuran dari dua Merkava yang mendekat ke arah kami. Kemudian, mengenai tugu yang kami jaga. Kami melaksanakan dinas jaga di lantai empat, kami terpental ke atas, kami sekejap tidak sadarkan diri,” kenang Eggy yang sempat terhenti bercerita.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement