REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI – Aksi-aksi bela Palestina yang diikuti ratusan ribu warga mengguncang sejumlah kota di Pakistan. Mereka memprotes pemimpin-pemimpin Muslim yang masih membiarkan genosida oleh Israel berlangsung di Gaza.
Koordinator pengunjuk rasa mengumumkan pemogokan nasional pada tanggal 22 April sebagai solidaritas terhadap Palestina. Mereka memperingatkan bahwa sejarah tidak akan memaafkan para pemimpin dunia Muslim jika mereka membiarkan Israel melanjutkan kampanye mematikannya di Gaza.
Arab News melansir, pada Ahad ribuan pendukung Jamaat-e-Islami (JI) berpartisipasi dalam “Pawai Solidaritas Gaza” di Karachi, beberapa hari setelah demonstrasi serupa diadakan di Lahore dan kota-kota besar Pakistan lainnya.
Perempuan, anak-anak, warga lanjut usia dan perwakilan dari berbagai profesi bergabung dalam demonstrasi tersebut, yang juga menampilkan kritik keras terhadap Amerika Serikat atas dukungannya terhadap Israel.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua JI Hafiz Naeemur Rehman menyampaikan pidato tegas yang mendesak pemerintah Pakistan dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya untuk mengambil langkah nyata untuk menghentikan “genosida” di Gaza.
“Sejarah tidak akan memaafkan Anda jika tidak melakukannya,” katanya, memperingatkan para pemimpin Muslim bahwa Israel juga akan mengarahkan senjatanya ke arah mereka.

Rehman menuduh PBB tidak relevan dan menggambarkannya sebagai badan yang “mengeluarkan resolusi dan pernyataan yang tidak berguna.”
Dia mengumumkan protes pada tanggal 22 April, menyerukan kepada masyarakat Pakistan untuk menerapkan “shutdown” untuk menyatakan solidaritas terhadap Gaza.
Peserta rapat umum membawa plakat, meneriakkan slogan-slogan menentang operasi militer Israel dan mengkritik pemerintah dan perusahaan Barat. Mereka juga mendorong boikot ekonomi terhadap produk-produk Barat selama protes.
Pakistan, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sering mengkritik negara Yahudi tersebut atas operasi militernya di Gaza. Islamabad juga menyerukan dimulainya kembali bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina dan perlunya menghidupkan kembali perundingan yang mengarah pada solusi dua negara.
Islamabad secara konsisten menyerukan negara Palestina merdeka di sepanjang perbatasan sebelum tahun 1967 dan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 50.000 orang dan melukai lebih dari 116.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Tens of thousands of protesters have flooded the streets in Karachi, Pakistan, in support of the Palestinian people amidst the ongoing US-funded Israeli genocide in Gaza. pic.twitter.com/NblXZjmexn
— Quds News Network (QudsNen) April 14, 2025