Rabu 09 Apr 2025 19:03 WIB

Tarif Trump, Pengamat: Negosiasi tak Batasi Investasi

Negosiasi dengan Amerika, pasar RI dinilai tetap terbuka bagi investasi.

Ilustrasi investasi.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyebut pasar internasional menilai positif rencana pemerintah Indonesia untuk memilih jalur negosiasi, bukan retaliasi dalam menanggapi kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Menurutnya, pilihan jalur negosiasi menunjukkan bahwa Indonesia tetap terbuka terhadap investasi di tingkat global, sekaligus demi menjaga stabilitas jangka panjang.

Baca Juga

"Rencana pemerintah untuk memilih jalur negosiasi, bukan retaliasi, dinilai positif pasar internasional karena menunjukkan Indonesia tetap terbuka terhadap investasi dan menjaga stabilitas jangka panjang," ujar Hendra kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Ia memperhatikan berbagai strategi negosiasi yang tengah disiapkan pemerintah Indonesia, diantaranya melalui relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor Information and Communication Technology (ICT).

Kemudian, juga melalui evaluasi larangan terbatas (lartas), serta rencana peningkatan impor produk agrikultur dari AS.

"Relaksasi aturan TKDN untuk sektor ICT, evaluasi larangan terbatas (lartas), hingga rencana peningkatan impor produk agrikultur dari AS adalah bagian dari strategi negosiasi yang disiapkan pemerintah," ujar Hendra.

Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan sejumlah paket negosiasi yang akan dibawa ke perundingan untuk menanggapi kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal oleh AS di Washington D.C.

Sejumlah paket negosiasi itu diantaranya, pertama, Indonesia bakal mengajukan revitalisasi perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi atau Trade & Investment Framework Agreement (TIFA).

Kedua, pemerintah akan memberikan proposal deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs) melalui relaksasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian, evaluasi terkait pelarangan dan pembatasan barang-barang ekspor maupun impor AS.

Ketiga, Indonesia akan menawarkan untuk meningkatkan impor dan investasi dari AS lewat pembelian minyak dan gas (migas).

Keempat, pemerintah menyiapkan insentif fiskal dan non-fiskal melalui beberapa strategi seperti penurunan bea masuk, PPh impor, atau PPN impor untuk mendorong impor dari AS serta menjaga daya saing ekspor ke AS.

Saat ini, diplomat Indonesia telah menjalin komunikasi dengan U.S Trade Representative (USTR), yang mana USTR tengah menunggu proposal konkret dari Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement