REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Koordinator Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan operasi bantuan kemanusiaan di Myanmar tertahan jalan dan infrastruktur rusak. Gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo itu menghancurkan berbagai infrastruktur termasuk jembatan dan jalan.
"Kerusakan jalan tol Yangon-Nay Pyi Taw-Mandalay mengakibatkan gangguan layanan, retakan dan gangguan permukaan memaksa bus menghentikan operasinya," kata OCHA dalam pernyataannya, Sabtu (29/3/2025).
OCHA mengatakan rumah sakit-rumah sakit di tengah dan barat laut Myanmar kesulitan untuk melayani gelombang korban luka. OCHA mengatakan 17 truk kargo berisi tempat penampungan dan pasokan medis akan tiba pada tanggal 30 Maret, untuk mengatasi kekurangan obat-obatan yang ada saat ini, termasuk kantong darah dan obat bius.
Penguasa militer Myanmar mengizinkan ratusan anggota tim penyelamat asing masuk untuk membantu operasi penyelamatan dan pencarian gempa yang menewaskan lebih dari 1.600 orang. Gempa ini merupakan bencana alam paling mematikan yang melanda negara yang miskin dan dilanda perang tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Gempa pada Jumat lalu itu merupakan salah satu gempa terbesar yang mengguncang negara Asia Tenggara dalam satu abad terakhir. Kerusakan gempa melumpuhkan bandara, jembatan, dan jalan raya negara yang dilanda perang yang telah menghancurkan ekonomi dan membuat jutaan orang mengungsi.
Pemerintah bayangan yang berisi pejabat-pejabat pemerintah yang dikudeta pada 2021 yang dinamakan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mengatakan prakiraan awal gempa ini menghancurkan 2.900 bangunan, 30 jalanan dan tujuh jembatan. "Karena kerusakan yang signifikan, bandara internasional Naypyitaw dan Mandalay ditutup sementara," kata NUG.
Tim penyelamat asal China tiba di Bandara komersial Yangon yang terletak beberapa ratus kilometer dari Mandalay dan Naypyitaw. Mereka akan melakukan perjalanan dengan bus.
Kedutaan Besar China di Myanmar mengatakan Presiden Xi Jinping melakukan sambungan telepon dengan pemimpin junta. Xi mengatakan China akan memberikan bantuan senilai 13,77 juta dolar AS termasuk tenda, selimut dan kotak medis.
AS yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan pemerintah militer Myanmar juga mengatakan akan memberikan bantuan. AS menjatuhkan sanksi ke pejabat-pejabat militer Myanmar termasuk Min Aung Hlaing.