Kamis 27 Mar 2025 13:52 WIB

Program Magang akan Fasilitasi Vokasi Alumni Perguruan Keagamaan Islam di Dunia Kerja

Alumni perguruan tinggi keagamaan Islam dibekali berbagai skill.

Aktivitas pabrik (ilustrasi). Alumni perguruan tinggi keagamaan Islam dibekali berbagai skill.
Foto: AP Photo/Mario Armas
Aktivitas pabrik (ilustrasi). Alumni perguruan tinggi keagamaan Islam dibekali berbagai skill.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mendorong peningkatan skill mahasiswa PTKI melalui Program Magang.

Program ini guna mendukung kesuksesan para lulusan PTKI yang memutuskan untuk terjun ke dunia kerja. Di antara lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memilih untuk melanjutkan jenjang studi yang lebih tinggi, dan yang lain memutuskan untuk terjun ke dunia kerja.

Baca Juga

Hal ini terkemuka dalam Public Discussion Series IKRAR PTKI Seri Ke-7, Selasa (25/03/2025) yang bertajuk Employability Mahasiswa PTKI, hadir sebagai narasumber Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof Phil Sahiron dan Direktur Employability dan Enterpreneurship UNU Yogyakarta, Nurhadi.

Dalam paparannya, Prof Sahiron menuturkan, Kementerian Agama tengah berusaha semaksimal mungkin membantu mahasiswa PTKIN untuk meningkatkan skill yang dibutuhkan saat nanti terjun ke dunia kerja maupun di masyarakat.

"Satu sisi mahasiswa S1 tidak semuanya akan melanjutkan ke S2, mungkin ada yang melanjutkan ke S2, tapi mungkin hanya Sebagian kecil. Sebagian besarnya memasuki ruang-ruang kerja dan itu mayoritas. Untuk mendapatkan pekerjaan perlu adanya skill yang bisa didapatkan dari workshop, training, dan tentunya juga bisa dari magang di perusahaan-perusahaan ternama," tutur Prof Sahiron.

Lebih lanjut, pelopor integrasi hermeneutika dan ilmu Alquran dengan pendekatan Ma'na-cum-Maghza ini menjelaskan, upaya serius Kementerian Agama dalam mensukseskan program magang ini juga telah tercanang melalui Direktorat PTKI dengan Subdit Sarana Prasaranan dan Kemahasiswaan yang telah mempersiapkan program Carier Development Center (CDC).

"Jadi ini seiring selaras, dari satu sisi kebutuhan mahasiswa untuk belajar bekerja atau langsung bekerja, di satu sisi lain program kami di Kementerian Agama terutama di Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan untuk juknisnya sudah digarap," tutur Prof Sahiron.

Program Magang ini dapat dikerjasamakan dengan perusahaan atau dunia usaha dan industry (DUDI), Yayasan nirlaba, ogranisasi multilateral, institusi pemerinta, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), maupun perusahaan rintisan dan lainnya.

Magang juga dapat diarahkan pada program magang bersertifikat kompetensi sesuai profesi bidang studi mahasiswa, yaitu bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang sudah mendapatkan legalitas dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Dalam Program Magang yang tengah dirancang, model aktivitas magang dibagi menjadi tiga, diantaranya yakni magang, microcredentials, dan kolaborasi.

Magang yakni penguasaan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia industri melalui pengerjaan project atau pemecahan kasus pada sebuah posisi pekerjaan tertentu seperti microcredentials yakni penguasaan skill-skill praktis melalui short course yang tersedia pada platform online yang telah dikurasi untuk pemecahan project nyata yang memberikan dampak tertentu.

Selain itu juga ada Kolaborasi yakni penguasaan keterampilan yang relevan dengan dunia professional melalui pengajaran kolaboratif yang dilakukan oleh dosen dengan praktisi industri aktif.

Dengan target menggandeng perusahaan top nasional dan internasinal seperti Astra International, Pertamina, Microsoft, Huawei, Google hingga Amazon, mahasiswa PTKIN dapat belajar dengan langsung terjun pada project-based learning mendorong mahasiswa menguasai kompetensi multiketerampilan yang sangat berguna bagi masa depan karier mereka.

BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia Buat Konten Joget di Masjid Al Azhar Mesir, UAS Marah Besar

Prof Sahiron pun menegaskan komitmen untuk mengawal Program Magang yang nantinya dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menata jenjang karier bagi yang ingin terjun langsung ke dunia kerja. Hal ini pun berangkat dari kegelisahaan para mahasiwa PKIN yang muncul dari berbagai saluran terkait program magang layaknya Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Saya secara pribadi punya consern itu, punya konsern membantu, mengarahkan mahasiswa-mahasiswi yang ingin langsung memiliki skill pekerjaan dan juga pada saatnya bekerja setelah lulus," tutur Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement