REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korban jiwa kebakaran hutan Korea Selatan (Korsel) bertambah menjadi 18 orang dari laporan awal yang sebanyak empat korban jiwa. Ribuan pemadam kebakaran masih berusaha menjinakkan salah satu kebakaran hutan terburuk dalam beberapa dekade di negara itu.
Pemerintah Korsel mengatakan kebakaran hutan mematikan ini menyebar cepat dan memaksa lebih dari 27 ribu warga mengungsi dari rumah mereka. Api yang diperkuat angin kencang dan cuaca kering, menghanguskan seluruh pemukiman, menutup sekolah-sekolah dan memaksa pihak berwenang memindahkan ratusan narapidana.
"Kami mengerahkan semua personel dan peralatan yang tersedia untuk merespon kebakaran hutan terburuk yang pernah terjadi tapi situasi masih belum membaik," kata Pelaksana Tugas Presiden Han Duck-soo, Selasa (25/3/2025).
Han menambahkan militer Amerika Serikat (AS) di Korsel juga memberikan bantuan. Kementerian Keselamatan Korsel mengatakan hingga Rabu ini 14 orang tewas dalam kebakaran yang dimulai di Kabupaten Uiseong dan empat orang tewas dalam kebakaran di Kabupaten Sancheong.
Petugas polisi setempat Son Chang-ho mengatakan sebagian besar korban tewas berusia 60-an sampai 70-an.
Pakar kehutanan Institut Ilmu Kehutanan Nasional Korsel Lee Byung-doo mengatakan, skala dan kecepatan kebakaran di Uiseong diperkuat angin kencang "tak terbayangkan". Pemadam berhasil memadamkan 68 persen kebakaran itu.
Kementerian Keselamatan mengatakan cuaca kering diperkirakan terus berlangsung di daerah-daerah terdampak kebakaran. Lee mengatakan perubahan iklim diproyeksikan akan meningkatkan frekuensi kebakaran hutan di seluruh dunia. Ia menyinggung kebakaran yang terjadi di waktu yang tidak biasanya di Los Angeles pada Januari lalu dan di utara Jepang baru-baru ini.
"Kami harus mengakui kebakaran hutan skala besar akan meningkat dan kami membutuhkan lebih banyak sumber daya dan meningkatkan pelatihan sumber daya manusia," katanya, Selasa (25/3/2025).
Daerah terdampak terletak di pegunungan sehingga Korsel mengandalkan helikopter untuk membantu memadamkan kebakaran. Lee mengatakan pemadam kebakaran perlu mengerahkan lebih banyak armada udara dan drone yang dapat beroperasi di malam hari.
Pada Oktober tahun lalu, anggota parlemen dari Partai Demokrat Yoon Joon-byeong mengatakan Badan Kehutanan Korsel tidak dapat menggunakan delapan helikopter Rusia dari 48 armadanya karena tidak dapat membeli suku cadang helikopter tersebut, setelah sanksi yang dijatuhkan ke Rusia karena perang Ukraina.
Juru bicara Badan Kehutanan Korsel Kim Jong-gun mengatakan lembaganya berencana mendapatkan lebih banyak helikopter pemadam kebakaran untuk merespon kritik kurangnya perlengkapan dan helikopter di lapangan. Ia mengatakan badan kehutanan sudah mengerahkan 87 helikopter dan 4.919 personel pemadam kebakaran, termasuk ratusan petugas polisi dan unit militer.
Kebakaran yang terjadi pada hari Sabtu di Uiseong belum dapat dipadamkan, telah membakar habis kuil-kuil kuno dan menghancurkan rumah-rumah. Kebakaran Uiseong juga mengancam beberapa situs Warisan Dunia UNESCO seperti Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan - di kota Andong.
Api telah membakar Kuil Goun, sebuah kuil kuno yang dibangun pada tahun 681, Yonhap melaporkan. Pemerintah telah menetapkan daerah-daerah yang terkena dampak sebagai zona bencana khusus, dan mengatakan kebakaran menghanguskan dari 15.000 hektare lebih.