Senin 24 Mar 2025 10:37 WIB

Kapuspen: Guru di Yahukimo Dibunuh karena tak Kasih Duit ke OPM

TNI mendukung pemulihan situasi usai serangan OMP ke Distrik Anggruk,

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi.
Foto: Antara/Ilham Kausar
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi menegaskan bahwa TNI mendukung pemulihan situasi usai serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap tenaga pendidik dan kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3).

TNI, kata dia, berkomitmen untuk selalu melindungi masyarakat, terutama tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.

Baca Juga

"TNI telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi korban, mengamankan wilayah, dan mendukung pemulihan situasi pascatindakan biadab dan pengecut dari OPM," kata Kristomei dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Ahad.

Dia menyebut serangan itu diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak, yang sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar.

"Karena permintaan tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini melakukan aksi kekerasan pembunuhan, dan menganiaya enam orang guru, membakar gedung sekolah dan rumah guru, serta menimbulkan ketakutan di masyarakat," tuturnya.

Sebagai respons cepat, dia menuturkan bahwa TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura.

"Keberadaan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Papua sangat penting bagi kemajuan dan masa depan masyarakat setempat," ucapnya.

Dia menyebut TNI juga meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku serangan tersebut. "TNI akan terus mendukung perlindungan mereka serta memastikan keamanan di wilayah yang berpotensi mengalami gangguan keamanan," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi OPM yang mengancam keselamatan warga sipil dan stabilitas keamanan di Papua.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement