Senin 17 Mar 2025 11:40 WIB

Mantan Panglima IDF Akui Kalah Cerdik dari Hamas

Dahsyatnya Operasi Topan al-Aqsa guncang militer Israel.

Seorang tentara Israel keliru mengira dia mendengar sirene serangan udara dan melompat ke tanah untuk berlindung di di Kibbutz Beeri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Seorang tentara Israel keliru mengira dia mendengar sirene serangan udara dan melompat ke tanah untuk berlindung di di Kibbutz Beeri, Israel, Rabu, 11 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Mantan Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengakui bahwa Hamas berhasil menyesatkan intelijen Israel sebelum serangan 7 Oktober, menimbulkan kegagalan keamanan yang masif. Rekaman audio mantan Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengungkapkan bahwa dia mengakui kecerdikan  Hamas menjelang serangan 7 Oktober 2023, yang dikenal sebagai Operasi Topan Al-Aqsa.

“Saya tidak punya pilihan selain memuji Hamas atas penipuan yang mereka lakukan terhadap kami sebelum 7 Oktober,” kata Halevi dalam rekaman yang diterbitkan oleh Radio Angkatan Darat Israel pada Ahad. “Mereka memanfaatkan kerusuhan dan fokus pada masalah kemanusiaan untuk membuat kita berpuas diri dan bersiap menghadapi serangan, dan mereka berhasil,” tambahnya.

Baca Juga

Yang dimaksud dengan “kerusuhan” Halevi adalah protes Palestina pada tahun-tahun sebelumnya di dekat pagar yang memisahkan Gaza dari Israel. Demonstrasi ini, yang dikenal sebagai Great March of Return, menyerukan hak kembali bagi pengungsi yang kehilangan tempat tinggal pada tahun 1948 dan mengakhiri blokade di Gaza.

“Dalam semua pelatihan yang kami lakukan dan semua diskusi yang kami lakukan, kami tidak pernah membayangkan bahkan lima persen dari apa yang terjadi pada 7 Oktober bisa terjadi,” aku Halevi.

Pada bulan Januari, Halevi mengumumkan pengunduran dirinya, karena bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober, sebelum secara resmi mengundurkan diri pada 6 Maret. Pada hari itu, Hamas menargetkan pangkalan militer dan permukiman di dekat Gaza dan menyandera tentara serta warga Israel.

Kelompok tersebut menggambarkan operasi tersebut sebagai respons terhadap “kejahatan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka, khususnya Masjid Al-Aqsa.” Para pejabat Israel menggambarkan serangan itu sebagai kegagalan intelijen dan militer paling signifikan di negara itu, sehingga sangat merusak reputasi militer dan keamanan global Israel.

Sejak 7 Oktober, Israel, dengan dukungan AS, telah melakukan kampanye militer di Gaza, yang telah membunuh atau melukai lebih dari 160.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 14.000 orang masih hilang.

Sebelumnya, hasil investigasi yang dilakukan tentara penjajah Israel yang menunjukkan kegagalannya dalam serangan 7 Oktober 2023. Investigasi yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel menyimpulkan bahwa terdapat “kegagalan total” dalam mencegah serangan 7 Oktober 2023 terhadap fasilitas militer dan pemukiman di sekitar Gaza. IDF juga mengungkapkan rincian dan data baru tentang serangan tersebut.

photo
Angka-Angka Menjelang Badai Al-Aqsa - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement