Jumat 14 Mar 2025 20:34 WIB

Terungkap, AS-Israel Ingin Pindahkan Semua Warga Gaza ke Afrika

Sudan, Somalia, dan Somaliland dibujuk untuk menerima warga Gaza.

Warga Palestina membawa barang-barang yang dimilikinya pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025).
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina membawa barang-barang yang dimilikinya pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- AS dan Israel telah menghubungi para pejabat di tiga negara di Afrika Timur untuk membahas penggunaan wilayah mereka sebagai tujuan potensial untuk memukimkan kembali warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Jalur Gaza. Ini berdasarkan rencana pascaperang yang diusulkan Presiden Donald Trump, kata para pejabat Amerika dan Israel.

Kontak dengan Sudan, Somalia dan wilayah Somalia yang memisahkan diri yang dikenal sebagai Somaliland mencerminkan tekad AS dan Israel untuk terus melanjutkan rencana yang telah dikecam secara luas dan menimbulkan masalah hukum dan moral yang serius. Karena ketiga wilayah tersebut miskin, dan dalam beberapa kasus dilanda kekerasan, usulan tersebut juga menimbulkan keraguan terhadap tujuan Trump untuk memukimkan kembali warga Palestina di Gaza di “daerah yang indah.”

Baca Juga

Para pejabat dari Sudan mengatakan mereka telah menolak tawaran dari AS. Sementara para pejabat dari Somalia dan Somaliland mengatakan kepada The Associated Press bahwa mereka tidak mengetahui adanya kontak.

Berdasarkan rencana Trump, lebih dari 2 juta penduduk Gaza akan dikirim secara permanen ke tempat lain. Dia telah mengusulkan AS akan mengambil alih kepemilikan wilayah tersebut, mengawasi proses pembersihan yang panjang dan mengembangkannya sebagai proyek real estate.

Gagasan pemindahan massal warga Palestina pernah dianggap sebagai fantasi kelompok ultranasionalis Israel. Namun sejak Trump menyampaikan gagasan tersebut pada pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memujinya sebagai “visi yang berani.”

Warga Palestina di Gaza telah menolak usulan tersebut dan menolak klaim Israel bahwa kepergian mereka dilakukan secara sukarela. Negara-negara Arab telah menyatakan penolakan keras mereka dan menawarkan rencana rekonstruksi alternatif yang akan membiarkan Palestina tetap bertahan. Kelompok hak asasi manusia mengatakan memaksa atau menekan warga Palestina untuk pergi bisa berpotensi menjadi kejahatan perang. Meski begitu, Gedung Putih mengatakan Trump “tetap berpegang pada visinya.”

Berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas inisiatif diplomatik rahasia, para pejabat AS dan Israel mengkonfirmasi kontak dengan Somalia dan Somaliland, sementara Amerika juga mengkonfirmasi Sudan. Mereka mengatakan tidak jelas seberapa besar kemajuan yang dicapai dari upaya tersebut atau pada tingkat apa diskusi tersebut dilakukan.

Penjangkauan terpisah dari AS dan Israel terhadap tiga tujuan potensial tersebut dimulai bulan lalu, beberapa hari setelah Trump menyampaikan rencana Gaza bersama Netanyahu, menurut para pejabat AS, yang mengatakan bahwa Israel yang memimpin diskusi tersebut.

Israel dan AS memiliki beragam insentif – finansial, diplomatik, dan keamanan – untuk ditawarkan kepada calon mitra tersebut. Ini adalah formula yang digunakan Trump lima tahun lalu ketika dia menjadi perantara Abraham Accords – serangkaian perjanjian diplomatik yang saling menguntungkan antara Israel dan empat negara Arab. Gedung Putih menolak mengomentari upaya penjangkauan tersebut.

Kantor Netanyahu dan Ron Dermer, menteri Kabinet Israel dan orang kepercayaan Netanyahu yang memimpin perencanaan Israel pascaperang, juga tidak memberikan komentar.

Namun Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang sejak lama mendukung apa yang disebutnya emigrasi “sukarela” warga Palestina, mengatakan pekan ini bahwa Israel sedang berupaya mengidentifikasi negara-negara yang akan menerima warga Palestina. Dia juga mengatakan Israel sedang mempersiapkan “departemen emigrasi yang sangat besar” di Kementerian Pertahanannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement