Ahad 09 Mar 2025 11:33 WIB

Pengamat Militer Zionis Ungkap Ketakutan Elite Israel Saat Serangan 7 Oktober 2023

Israel melakukan evaluasi besar terkait kegagalan pertahanan 7 Oktober 2023 Hamas.

Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari
Foto: AP Photo/Tsafrir Abayov
Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Serangan 7 Oktober 2023 yang dilakukan Hamas menjadi momok yang merusak reputasi militer Israel. Selama ini tentara zionis dikenal memiliki teknologi super canggih dan intelijen yang andal. Namun karena Operasi Badai al Aqsa yang terjadi beberapa bulan jelang pergantian tahun menuju 2024 itu, segala label positif terkait militer Israel runtuh.

Koresponden media Israel Kan untuk urusan militer Carmela Menashe mengungkapkan bahwa ketika Hamas menyerang Israel dalam Operasi Badai al Aqsa, elite Israel bergegas lari menuju bangker berpelindung super. Mereka khawatir ditawan atau ditembak mati para pejuang perlawanan.

Baca Juga

Dalam Operasi Badai al Aqsa, sebagian pejuang Hamas terbang menggunakan alat sederhana untuk melewati perbatasan di saat penjagaan area perbatasan lemah. Kemudian mereka menembaki pasukan perbatasan sehingga dalam waktu singkat Hamas berhasil menguasai pos pos penjagaan.

Kemudian mereka menculik orang-orang di Israel untuk kemudian dibawa ke Gaza. Di sana mereka menjalani masa penawanan hingga lebih dari satu tahun. Masa ini tidaklah berjalan mulus. Sebab mereka kerap berpindah-pindah untuk menghindari serangan udara militer Israel yang tega membunuh warganya sendiri, alih-alih berupaya serius membebaskan mereka.

Saat operasi berlangsung, militer dan elite negara zionis ternyata mengalami ketakutan tinggi. Mereka bersembunyi karena khawatir Hamas akan datang kepada mereka. Mereka selama ini berani mencaci maki Hamas. Namun ketika pasukan perlawanan itu masuk sedikit saja ke wilayah Israel, mereka mengalami ketakutan bukan main.

Menashe mengatakan demikian untuk merespons juru bicara militer Israel Daniel Hagari yang kabarnya mengalami hambatan untuk kenaikan pangkat. Menashe mengatakan, di saat para elite Israel bertindak seperti pecundang dan dilanda ketakutan, Hagari justru bergabung bersama pasukan militer dan memantau langsung pasukan Israel kembali merebut daerah yang semula dikuasai Hamas.

Menashe mengatakan bahwa Hagari "adalah satu-satunya yang tetap hadir pada hari pertama perang, sementara yang lainnya bersembunyi di ruangan-ruangan berbenteng."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement