Selasa 25 Feb 2025 18:43 WIB

Peranan Perempuan untuk Ketahanan dan Pertahanan Negara Dinilai Penting

Peran perempuan dalam konsep pertahanan dan ketahanan negara masih kerap diabaikan.

FGD bertajuk Women, Peace, and Security di Jakarta, Selasa (25/2/2025).
Foto: Dok Republika
FGD bertajuk Women, Peace, and Security di Jakarta, Selasa (25/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Yayasan Vanita Naraya memandang pentingnya peran perempuan dalam pertahanan dan ketahanan negara.

"Peran perempuan dalam konsep pertahanan dan ketahanan negara masih kerap diabaikan. Padahal, setengah dari warga negara Indonesia adalah perempuan, yang seharusnya juga menjadi bagian integral dalam strategi nasional," kata Ketua Yayasan Vanita Naraya Diah Pitaloka dalam FGD bertajuk "Women, Peace, and Security" di Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Baca Juga

Menurut dia, Indonesia telah memiliki beberapa Rencana Aksi Nasional (RAN) terkait perempuan, namun implementasinya masih harus diperkuat.

Diah Pitaloka juga menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga pemerintahan untuk memastikan rencana tersebut benar-benar terlaksana.

"Tentu ini membutuhkan kerja sama dengan sejumlah kementerian dalam implementasi peran aktif perempuan dalam wilayah pertahanan dan ketahanan negara," katanya.

Lebih jauh, Diah Pitaloka menyoroti bagaimana pendekatan Women, Peace, and Security (WPS) harus menjadi bagian dari kebijakan nasional.

Dia juga menekankan bahwa perempuan tidak hanya dipandang sebagai korban dalam berbagai konflik atau krisis, tetapi juga harus diakui sebagai aktor dalam pertahanan negara.

Menurut Diah Pitaloka, selama ini ketahanan dan pertahanan negara masih sering dikaitkan dengan kekuatan militer dan alat perang.

"Namun, dalam konteks modern, perang bukan hanya soal senjata, tetapi juga mencakup strategi pertahanan informasi, ketahanan ekonomi dan iklim. Dalam berbagai aspek tersebut, perempuan memiliki peran yang sangat penting," katanya.

Dalam isu ketahanan ekonomi, perempuan sebagai bagian dari tenaga kerja dan penggerak ekonomi informal memiliki peran signifikan dalam menjaga stabilitas.

Begitu pula dalam keamanan lingkungan, di mana perempuan sering menjadi garda terdepan dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim.

Di sisi lain, perempuan juga berada dalam posisi rentan di berbagai arena konflik dan krisis, seperti dalam kasus perdagangan manusia, migrasi paksa, dan kekerasan berbasis gender.

Oleh karena itu, Diah menekankan pentingnya negara untuk tidak hanya melihat perempuan sebagai korban, tetapi juga sebagai inisiator solusi ketahanan nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement