Rabu 12 Feb 2025 09:56 WIB

Houthi Siap Serang Israel Jika Tel Aviv Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata

Al-Houthi tak mempedulikan seberapa besarnya dukungan AS kepada Israel.

Truk bantuan kemanusiaan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom dari Mesir ke Jalur Gaza, di Rafah, Rabu, 22 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Truk bantuan kemanusiaan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom dari Mesir ke Jalur Gaza, di Rafah, Rabu, 22 Januari 2025, beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA --  Gerakan Ansarullah Yaman, atau Houthi, menegaskan pihaknya siap bertindak melawan Israel jika Tel Aviv kembali melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza dan melanggar kesepakatan gencatan senjata. Houthi tak peduli seberapa besar dukungan Amerika Serikat (AS) kepada Israel.

"Jari kami siap sedia di pelatuk, dan kami siap merespons langsung jika rezim Zionis mengintensifkan serangannya ke Gaza," kata Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi dalam siaran televisi, Selasa (11/2/2025).

Baca Juga

Al-Houthi memperingatkan bahwa terlepas dari sebesar apa dukungan Amerika Serikat, Israel akan menghadapi konsekuensi keamanan, militer, maupun ekonomi jika eskalasi konflik kembali terjadi. Invasi baru Israel terhadap Gaza dipastikan tak akan mudah bagi petinggi rezim Zionis Benjamin Netanyahu, kata al-Houthi.

Pemimpin Houthi itu juga mengecam rencana Presiden AS Donald Trump mengusir paksa rakyat Palestina dari Jalur Gaza yang ia sebut sebagai "proyek destruktif dan agresif" yang bertujuan merebut tanah Palestina dari umat Islam.

Menurutnya, rencana tersebut tak akan selesai dengan mencaplok Masjid Al-Aqsa, tapi juga akan berlanjut dengan bahkan pencaplokan Mekah dan Madinah. Al-Houthi juga memperingatkan para pemimpin Arab yang mau bekerja sama dengan AS bahwa mereka akan sangat rentan ditinggal AS jika kepentingan Gedung Putih mengharuskannya.

 

sumber : Antara, IRNA-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement