Rabu 29 Jan 2025 19:04 WIB

Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Gelar Operasi Modifikasi Cuaca

Beberapa daerah Jakarta banjir usai hujan lebat mengguyur pada Rabu dini hari.

Polisi mengatur lalu lintas kendaraan saat banjir di Jalan Tol Sedyatmo, Cengkareng, Jakarta, Rabu (29/1/2025). Jalan tol yang merupakan akses menuju Bandara Soekarno-Hatta tersebut terendam banjir setinggi 20-30 sentimeter akibat tingginya intensitas hujan.
Foto: ANTARA FOTO/Putra M. Akbar
Polisi mengatur lalu lintas kendaraan saat banjir di Jalan Tol Sedyatmo, Cengkareng, Jakarta, Rabu (29/1/2025). Jalan tol yang merupakan akses menuju Bandara Soekarno-Hatta tersebut terendam banjir setinggi 20-30 sentimeter akibat tingginya intensitas hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang mengguyur Jakarta beberapa hari terakhir membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan kembali melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Diketahui, beberapa daerah Jakarta dilanda banjir usai hujan lebat mengguyur pada Rabu (29/1/2025) dini hari WIB.

"Kami rencanakan dalam 2-3 hari ini (melakukan modifikasi cuaca). Sepanjang memang nanti kita melihat cuacanya lebat, mengarah ekstrem, kami akan lakukan (OMC)," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut dia, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Marullah Matali sudah berkoordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) serta Asisten Pemerintahan terkait pelaksanaan modifikasi cuaca.

"Kami tadi sudah bicara dengan Sekda, dengan Kepala BPKD dan juga Kepala BPBD yang nanti dikoordinir Asisten Pemerintahan," ujarnya.

Adapun terkait operasi modifikasi cuaca, kata Teguh, pihaknya melakukan berdasarkan sejumlah aspek salah satunya dukungan kemampuan infrastruktur. Mengenai banjir di sejumlah titik di Jakarta sejak Selasa (28/1/2025), dia mengatakan Pemprov DKI belum sempat melakukan modifikasi cuaca mengingat prakiraan BMKG sebelumnya menyatakan curah hujan mengarah pada sedang dan lebat, bukan cuaca ekstrem seperti yang terjadi.

"Karena sebelumnya adalah diprakirakan cuacanya itu tidak se-ekstrim itu, kami belum melakukan modifikasi cuaca. Tapi dengan pengalaman ini kami belajar, petugas termasuk perangkat wilayah harus siaga terlepas kita melakukan modifikasi cuaca atau tidak," kata Teguh.

Dia pun mengingatkan agar jajaran Pemprov DKI tak lengah karena mengandalkan modifikasi cuaca. Sebelumnya, Pemprov DKI telah melakukan tiga tahap OMC yakni pada 7-9 Desember 2024, lalu tahap dua pada 13-16 Desember 2024, serta tahap tiga pada 25-31 Desember 2024.

Adapun cuaca ekstrem pernah terjadi di Jakarta sebelumnya pada 6-8 Desember. Dampaknya bisa berupa hujan lebat, yang dapat disertai kilat-petir dan angin kencang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement