Sabtu 25 Jan 2025 14:43 WIB

Korban Meninggal Tanah Longsor Petungkriyono Pekalongan Capai 25 Jiwa, Satu Masih Hilang

Operasi pencarian korban hilang masih berlangsung.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Relawan menggunakan beko untuk membersihkan lumpur di salah satu titik longsor pada hari kedua bencana longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Terbatasnya akses dan lokasi longsor menjadi kendala petugas serta relawan dalam memberi bantuan secara cepat.
Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Relawan menggunakan beko untuk membersihkan lumpur di salah satu titik longsor pada hari kedua bencana longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025). Terbatasnya akses dan lokasi longsor menjadi kendala petugas serta relawan dalam memberi bantuan secara cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengungkapkan, jumlah korban meninggal akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, telah mencapai 25 orang. Operasi pencarian korban hilang masih berlangsung.

Bergas mengatakan, operasi SAR masih dilaksanakan di Desa Kasimpar yang paling terdampak longsor. "Tadi pagi sudah ditemukan dua korban meninggal dunia. Ini masih dicari yang satu, kurang lebih di sekitaran situ," ujar Bergas saat dihubungi Republika, Sabtu (25/1/2025).

Baca Juga

Dia menambahkan, hingga Jumat (24/1/2025), jumlah korban meninggal akibat longsor di Petungkriyono berjumlah 23 jiwa. "23, tadi pagi ditambah dua, berarti sekarang 25 (korban jiwa). Masih hilang satu yang dalam pencarian," ucapnya.

Menurut Bergas, operasi pencarian korban hilang, yang sudah berlangsung lima hari, bakal dilakukan hingga Senin (27/1/2025) pekan depan. Namun jika korban hilang belum ditemukan, opsi perpanjangan operasi SAR tetap terbuka.

Bergas mengatakan, selain pencarian korban, tim gabungan juga terus berusaha membuka akses ke lokasi-lokasi terdampak tanah longsor di Petungkriyono. Dia menambahkan, saat ini akses sudah cukup terbuka dan mempermudah pengiriman bantuan.

Menurut Bergas, kebutuhan dasar warga di lokasi terdampak longsor cukup terpenuhi. Dapur umum untuk memasok kebutuhan pangan warga juga masih beroperasi. "Mungkin kebutuhannya (warga) karena kemarin longsor, misalnya masalah listrik yang sedang diusahakan dinyalakan oleh PLN. Kemudian kebutuhan air bersih karena pipa-pipa dari mata air milik warga mungkin saja terputus," ucap Bergas.

Sementara terkait pos pengungsian, Bergas mengungkapkan, fasilitas tersebut sudah disiapkan oleh Camat Petungkriyono. Namun Bergas menyebut, banyak warga yang lebih memilih untuk mengungsi ke rumah kerabatnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement