Senin 13 Jan 2025 15:10 WIB

Transformasi Lingkungan: Mahasiswa UNM Ajak Warga Jatirahayu Kelola Limbah

Edukasi ini diharapkan mampu menciptakan pola hidup yang lebih ramah lingkungan.

Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat menggelar pelatihan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar limbah kulit bawang di Kampung Rawabacang, RT07/RW013, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.
Foto: UNM
Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat menggelar pelatihan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar limbah kulit bawang di Kampung Rawabacang, RT07/RW013, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat menggelar pelatihan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar limbah kulit bawang di Kampung Rawabacang, RT07/RW013, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi, pada Rabu 4 Desember 2024, silam.

Tim ini terdiri dari Ayu Ramadhani Yasir sebagai ketua, Cikal Pustiprayata Rusmawati, Ayda Lailatunajah, dan Ryanne Zhafira selaku anggota tim. Pelatihan diikuti oleh 15 peserta yang mayoritas ibu rumah tangga.

Baca Juga

Ayu Ramadhani Yasir sebagai ketua menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola limbah rumah tangga dan beralih ke solusi pertanian yang lebih ramah lingkungan.

“Kulit bawang merah yang selama ini dianggap limbah ternyata memiliki kandungan senyawa aktif seperti acetogenin dan flavonoid, yang dapat digunakan untuk menghambat respirasi serangga hama,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Senin (13/1/2025).

Lewat pelatihan ini, katanya tim pengabdiannya ingin memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat tentang bagaimana limbah ini bisa menjadi alternatif pestisida alami yang murah, aman, dan ramah lingkungan.

“Dalam kegiatan ini kami mengajarkan cara sederhana membuat pestisida alami melalui proses fermentasi kulit bawang. Proses ini meliputi pengumpulan kulit bawang, perendaman selama dua hari, penyaringan, hingga penggunaan cairan fermentasi sebagai pestisida,” paparnya.

Sementara itu, Sri, salah satu peserta, mengaku antusias mengikuti pelatihan ini. “Saya tidak menyangka kulit bawang yang biasanya saya buang begitu saja ternyata punya manfaat besar. Saya jadi tahu cara mengolahnya menjadi pestisida yang aman,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh Ani, peserta lainnya. “Dulu saya sering menggunakan pestisida kimia, tapi setelah tahu dampak buruknya, saya ingin mencoba cara yang lebih alami. Terima kasih kepada mahasiswa Universitas Nusa Mandiri atas ilmu yang diberikan,” katanya.

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Ketua RT setempat. “Ini adalah inisiatif yang sangat baik. Warga kami butuh informasi seperti ini agar bisa memanfaatkan limbah rumah tangga dengan lebih bijak. Semoga pelatihan seperti ini terus berlanjut,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga memiliki keterampilan untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Tim mahasiswa Universitas Nusa Mandiri berharap edukasi ini mampu menciptakan pola hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement